TEMPO.CO, Jakarta -- Sekretaris Jenderal Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia, Umar S. Bakry, menilai riset Lingkaran Survei Indonesia, yang pernah memenangkan duet Aburizal Bakrie alias Ical dan Joko Widodo alias Jokowi tahun lalu, patut dipertanyakan.
LSI, menurut Umar, tak adil dengan hanya menyandingkan Gubernur DKI itu dengan Ketua Umum Partai Golkar tersebut tanpa membuat simulasi dengan Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, Hatta Rajasa, dan calon presiden lainnya. (Baca: Banjir dan Macet Bikin Elektabilitas Jokowi Anjlok?).
"Kambing pun bisa menang dalam survei jika dipasangkan bareng Jokowi," kata Umar Bakry saat mengikuti sebuah diskusi yang menyorot hasil survei selama 2013-2014 di kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Selasa, 4 Maret 2014. (Baca: Gerindra: Jokowi Calon Presiden Masih Gosip).
Dalam survei lembaga yang dipimpin oleh Denny J.A. itu, Aburizal-Jokowi berada di urutan pertama dengan tingkat keterpilihan 36 persen. Di urutan kedua ada Megawati-Jusuf Kalla dengan 22,9 persen, dan terakhir ada Prabowo-Hatta dengan 10,1 persen.
Survei LSI dilakukan pada 1-8 Maret 2013 menggunakan metode multistage random sampling. Sementara itu, tingkat kesalahan +/- 2,9 persen. Jumlah responden 1.200 orang dari 33 provinsi. Pengumpulan data dilakukan lewat wawancara tatap muka serta kuesioner.
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia dan Pemimpin Redaksi Majalah Indonesia 2014, Ade Armando, mengatakan, menjelang pemilu, banyak lembaga survei yang asal-asalan mengadakan penelitian lalu mengundang media untuk rilis.
Padahal, kata dia, ada beberapa lembaga survei yang merekayasa hasil riset tentang elektabilitas kepemimpinan yang dipublikasikan. Kata dia, kebohongan itu dibuat dari metodologi, daftar pertanyaan, dan rilis dari hasil survei yang belum rampung.
Lingkaran Survei Indonesia, kata dia, juga melakukan trik. Kata dia, penyandingan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie dengan Jokowi yang memenangkan sigi dirasa tak adil. Ia mempertanyakan kenapa calon lain tak dipersandingkan dengan Jokowi, tapi hanya Ical.
MUHAMMAD MUHYIDDIN