TEMPO.CO, Tegal - Fitra Agustina keluar dari Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal, Jawa Tengah, dengan raut muka kesal, Rabu, 26 Februari 2014. “Saya ditolak saat mendaftarkan ibu sebagai peserta BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial),” kata perempuan 30 tahun itu kepada Tempo.
Warga Desa Pebasen, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, itu mengatakan ibunya, Roisah, 60 tahun, dirawat di RSUD Kardinah sejak Selasa, 25 Februari. Janda empat anak itu terkena stroke setelah terpeleset dan jatuh di kamar mandi.
Sejak awal Fitra berniat mendaftarkan ibunya sebagai peserta BPJS kelas II dengan premi bulanan Rp 42.500. Karena kamar perawatan di RSUD Kardinah untuk kelas II penuh, Fitra pun mendaftarkan ibunya untuk BPJS kelas I dengan premi bulanan Rp 59.900. “Kalau per bulan bayar Rp 59.900 saya sanggup,” ujar Fitra.
Namun, keinginan Fitra kandas begitu sampai di loket pendaftaran BPJS di RSUD Kardinah. “Ternyata tidak boleh kalau mendaftar untuk satu orang saja. Semua nama di kartu keluarga harus didaftarkan dengan kelas yang sama,” ujar dia.
Fitra keberatan atas persyaratan itu. Sebab, ia dan dua kakaknya merantau ke Jakarta. Hanya ibu dan kakaknya yang berdomisili di Kabupaten Tegal. “Kakak saya yang satu itu penganggur. Uang dari mana dia bisa membayar premi Rp 59.900 rutin per bulan?” kata Fitra.
Fitra sudah menjelaskan kondisi keluarganya kepada petugas di loket pendaftaran BPJS. Ia tetap berkukuh hanya ingin mendaftarkan ibunya sebagai peserta BPJS kelas I. “Tapi tetap ditolak. Di Jakarta, mendaftar BPJS perorangan itu boleh. Tidak harus satu KK,” ujar dia.
Kepala Operasional BPJS Kota Tegal, Slamet Budi Hartono, mengatakan tidak ada kewajiban untuk mendaftar BPJS harus satu KK. “Mungkin dia (Fitra) tidak menjelaskan ke petugas kalau keluarganya pada merantau tapi kartu KK-nya belum dipecah,” kata Budi di Balai Kota Tegal.
Budi menambahkan, petugas BPJS pasti akan melayani pendaftaran ibu Fitria jika penjelasannya menyeluruh. Ia juga meminta kesadaran warga agar mendaftarkan seluruh anggota keluarganya sebagai peserta BPJS. Dengan demikian, target BPJS 100 persen bisa tercapai pada 2019.
Ihwal berapa banyak warga yang sudah mendaftar BPJS sejak awal Januari, Budi belum bisa menyebutkan angka pastinya. “Cukup banyak. Animo masyarakat cukup tinggi. Rata-rata mendaftar untuk kelas I dan II,” kata Budi.
DINDA LEO LISTY