TEMPO.CO, Cirebon - Bersenjata pistol, preman residivis, Zulkarnaen, 36 tahun, mengamuk di kompleks Bumi Kepompongan Indah, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Sabtu petang, 22 Februari 2014. Satu orang tewas ditembak mati. Rasa cemburu diduga melatari kasus ini.
Juru bicara Kepolisian Daerah Jawa Barat Martinus Sitompul mengatakan korban adalah Yani, suami Sulastri, mantan istri tersangka. "Tersangka bertengkar dengan korban lalu tersangka menembak korban sampai akhirnya meninggal," ujarnya kepada Tempo, Sabtu, 22 Februari 2014.
Setelah menembak korban, Zulkarnaen langsung kabur. "Korban sempat dilarikan ke rumah sakit namun meninggal dalam perjalanan ke RS Gunung Jati, Cirebon. Di lokasi kejadian ditemukan 5 proyektil peluru, diduga dari jenis FN," kata Martinus lagi.
Insiden ini terjadi di rumah Heri, kakak Zulkarnaen, di kompleks Bumi Kepompongan Indah. Yani beserta Sulastri, warga Harjamukti, saat itu tengah sowan ke rumah Heri. Zulkarnaen berada di rumah yang sama sejak pagi.
Di rumah itu, tersangka lalu terlibat pertengkaran dengan Yani dan Sulastri. Kalap, Zulkarnaen tiba-tiba mengeluarkan pistol. "Lalu menembak dada korban. Meski sudah tertembak, korban sempat lari ke luar rumah. Namun pelaku mengejar dan menembak lagi tiga kali sampai korban tersungkur," kata Martinus.
Polisi hingga kini masih memburu Zulkarnaen. Ciri-cirinya: berambut cepak dengan tato batik dan punya beberapa bekas tato yang dihapus di lengan. Saat kejadian, Zulkarnaen mengenakan kaos lengan panjang, jins biru, dan sepatu kulit coklat. "Motifnya diduga pelaku cemburu karena mantan istrinya menikah dengan korban," kata seorang anggota Polres Cirebon.
ERICK P. HARDI | IVANSYAH