TEMPO.CO, Kediri - Pejabat Pelaksana Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api PVMBG, Gede Suantika, mengatakan material vulkanik yang menumpuk di puncak Gunung Kelud diperkirakan mencapai 100 juta meter kubik. ”Sebanyak 80 persen di antaranya mengalir turun ketika hujan deras,” kata Gede kepada Tempo, Rabu, 18 Februari 2014.
PVMBG tidak bisa memastikan berapa lama seluruh material vulkanik Kelud habis terbawa banjir lahar dingin. Semakin deras hujan, semakin cepat material itu habis. "Merapi yang meletus 2010 saja sampai sekarang masih ada," katanya.
Lahar dingin yang membawa material vulkanik mulai mengalir pada Selasa sore, 18 Februari 2014. Akibatnya ada 3 bangunan yang terendam yaitu dua rumah dan satu musala yang berada di bawah Jembatan Damarwulan di Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri. (Baca juga: Lahar Dingin Kelud, Dua Desa Terputus)
Kepala Pos Pantau Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Choirul Huda mengatakan pantauan pagi ini menyebutkan bahwa Gunung Kelud masih mengeluarkan asap putih bertekanan lemah di ketinggian 100-350 meter. Dengan kegempaan tremor 0,5-2,5 milimeter. "Status masih tetap awas radius 10 kilometer," kata Choirul.
Choirul juga mengingatkan potensi lahar dingin yang masih mengancam 28 desa di Kabupaten Blitar dan 6 desa di Kabupaten Kediri. Hujan deras seperti yang terjadi Selasa sore dipastikan akan kembali menyebabkan banjir lahar dingin. (Baca juga: PVMBG Ingatkan Bahaya Lahar Dingin Gunung Kelud )
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita lain:
Lahar Dingin Kelud, Dua Desa Terputus
2 Rumah dan Musholla Diterjang Lahar Dingin Kelud
PVMBG Ingatkan Bahaya Lahar Dingin Gunung Kelud