TEMPO.CO, Batu - Para pengungsi korban letusan Gunung Kelud asal Ngantang, Kabupaten Malang, memenuhi Gelanggang Olahraga Ganesha Batu. Para pengungsi mayoritas anak-anak, perempuan, dan manula. Mereka bakal berdialog dengan Presiden di lokasi pengungsian.
"Presiden duduk lesehan bersama pengungsi," kata Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso, Selasa, 18 Februari 2014. Para pengungsi duduk berselonjor beralas tikar. Mereka juga berjoget dan menari bersama dengan iringan musik dangdut dan campur sari. Mereka tampak ceria dan sesaat menghibur diri, menghilangkan kejenuhan. (Baca: Sambut SBY, Siswa SD Korban Kelud Berdiri 2 Jam)
Polisi sahabat anak dari Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya menghibur pengungsi anak-anak dengan nyanyian, permainan, dan tarian. Para polisi menghibur anak-anak dengan mengenakan kostum badut. Bahkan seluruh pengungsi anak-anak juga mendapat hadiah berupa bingkisan berisi kudapan dan buku tulis.
Mereka menunggu sejak pagi. Sejumlah petugas pengamanan dari polisi, TNI, dan pasukan pengaman Presiden berjaga-jaga di setiap sudut GOR Ganesha. Setiap pengungsi dan sukarelawan yang masuk harus menjalani pemeriksaan. Petugas memeriksa seluruh pengungsi dengan alat pendeteksi logam.
"Kita harus bersabar, terima dengan ikhlas bencana ini," kata salah seorang anak korban letusan Gunung Kelud, Danis. Pernyataan Danis disambut tepuk tangan. Anak-anak juga diberi bahan bacaan berupa buku cerita, biografi Wali Kota Batu Eddy Rumpoko, serta buku sejarah. Buku tersebut disusun rapi di rak buku yang disediakan kantor Perpustakaan Kota Batu di sudut timur GOR Ganesha.
EKO WIDIANTO
Terpopuler:
Demi Cucu, Bos Sritex Lukminto Ziarah Walisongo
Rupiah Kembali Paling Perkasa Se-Asia
Kata BRI dan BNI Soal Utang Korban Kelud
Dampak Kelud, Bandara Juanda Rugi Rp 2,5 Milia