TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menginstruksikan seluruh sekolah di Kabupaten/Kota DIY untuk tidak memaksakan pelajar mengikuti kegiatan belajar mengajar setidaknya hingga Selasa, 18 Februari 2014. Sebab, abu sisa material letusan Gunung Kelud masih pekat di Yogya.
“Kami minta kegiatan belajar mengajar itu sebisa mungkin dimulai Rabu. Dua hari ini percepatan pembersihan dalam dan luar bangunan, khususnya sekolah,” kata Sultan, di sela menggelar koordinasi dengan jajaran Pemerintah Kota Yogyakarta di kantor Kecamatan Jetis, Senin, 17 Februari 2014. (Baca juga: Sultan: Membersihkan Abu Kelud-Seperti Mandi Junub)
Sultan menuturkan, meski kegiatan mengajar ditunda, sekolah dapat melibatkan siswa, terutama tingkat SMP dan SMA untuk kerja bakti dengan langkah aman. Sedangkan untuk sekolah dasar dan taman kanak-kanak, siswa dilarang dilibatkan.
Sultan telah mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur DIY Nomor 27/Kep/2014 tentang Tanggap Darurat Abu Vulkanik. Kegiatan sekolah di lima kabupaten/kota sempat diliburkan dua hari pada Jumat hingga Sabtu 14-15 Februari 2014. Namun kenyataannya abu pekat masih bertahan di sejumlah jalanan dan wilayah Yogya.
Dalam koordinasi bersama pemerintah kota itu, Sultan mengecek kawasan layanan kecamatan, Pasar Kranggan, hingga sekolah di kawasan Kecamatan Jetis seperti SMA Negeri 11. Sejumlah titik tersebut mulai beroperasi meski tak maksimal. Kebanyakan warga mengaku kekurangan karung untuk membuang sisa abu vulkanik yang ternyata jumlahnya di luar perkiraan stok karung yang ada.
Meskipun sebagian wilayah DIY masih lumpuh dan belum normal sepenuhnya akibat abu Kelud ini, Sultan menolak jika pemerintah harus mengumumkan status peringatan bepergian bagi wilayah Yogyakarta. “Tanpa travel warning pun wisatawan mancanegara sudah tahu Yogya belum normal karena bandara belum beroperasi,” kata dia.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral DI Yogyakarta Rani Sjamsinari menyatakan pihaknya mengalokasikan tak kurang 55 ribu karung ukuran 12 kilogram untuk menampung pembersihan abu vulkanik Kelud. “Karung ini sebenarnya alokasi untuk antisipasi bencana banjir lahar dingin Merapi sebagai bronjong, tapi dialihkan untuk menangani abu Kelud,” kata Rani.
PRIBADI WICAKSONO
Berita lain:
Kantor Dikosongi, Wali Kota Risma Bersiap Mundur?
2 Remaja Ganggu Pengamanan Kunjungan SBY ke Kelud
Sambut SBY, Fasilitas Pengungsi Kelud 'Dihias'
Siapa Sebenarnya Sosok Ustad Hariri?
Status Gunung Kelud Turun Jadi Siaga