TEMPO.CO, Kediri - Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsian Kabupaten Kediri menggelar simulasi evakuasi penduduk di lereng Kelud. Simulasi yang dipimpin Wakil Kepala Kepolisian Resor Kediri Komisaris Alfian Nurizal ini melibatkan puluhan warga Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kediri. Dusun yang berjarak sepuluh kilometer dari puncak Kelud ini masuk dalam ring 1 zona bahaya.
"Warga dan personel harus tahu apa yang dilakukan saat erupsi," kata Alfian kepada Tempo, Kamis, 13 Februari 2014.
Satu per satu aparat kepolisian dan TNI menyisir rumah penduduk hingga ke pelosok kampung. Mereka membujuk penduduk agar bersedia meninggalkan rumah demi keselamatan. Pemilik rumah diminta mematikan kompor, listrik, dan mengunci pintu sebelum meninggalkan rumah.
Meski ini hanya simulasi, tak sedikit penduduk yang menolak dievakuasi. Mereka memilih bertahan karena menganggap letusan Kelud tak akan melukai mereka. Pernyataan ini disampaikan para orang tua yang mengaku sudah mengalami letusan Kelud beberapa kali.
Tak hanya mengangkut penduduk, aparat juga menggiring hewan ternak ke dalam truk. Dengan begitu, penduduk tak akan kembali ke rumah karena memikirkan peliharaan mereka. Polisi menjamin keamanan rumah penduduk selama mereka berada di pengungsian.
Menurut Alfian, ada sejumlah catatan dalam pelaksanaan simulasi ini. Selain banyaknya penduduk yang masih menolak dievakuasi, medan jalan yang bergelombang serta keberadaan warga lansia dan penduduk yang sakit menjadi kendala. "Kami harus punya data kondisi masing-masing rumah untuk menyiapkan tandu dan lain-lain."
Kepala Desa Sugihwaras, Sukemi, mengatakan terdapat 1.200 jiwa di tiga dusun Desa Sugihwaras. Untuk mengkoordinasi mereka, disediakan 31 titik kumpul yang berada di dekat jalan raya. Para pengungsi akan ditempatkan di lapangan Desa Wates, Tawang, balai desa, dan rumah penduduk yang aman. "Kami akan melakukan pendekatan agar semua warga mau diungsikan."
HARI TRI WASONO