TEMPO.CO, Kediri - Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperkirakan jika meletus, maka letusan Gunung Kelud akan sangat dahsyat. Hal ini karena tumpukan material lava di perut bumi sudah cukup banyak sejak krisis erupsi 2007.
“Terlalu banyak material dan gunung ini terlalu lama menahan,” kata Kepala Pos Pemantauan Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri Khoirul Huda kepada Tempo, Senin 3 Februari 2014. Menurutnya peningkatan aktivitas vulkanik saat ini cukup mengkhawatirkan.
Khoirul mengatakan rata-rata setiap letusan Gunung Kelud menumpahkan sedikitnya 127 juta meter kubik material dari perut bumi. Jumlah itu terpantau dari letusan pada 1990 maupun tahun-tahun sebelumnya yang relatif sama.
Namun pada erupsi 2007, tak semua material pijar itu dimuntahkan. Petugas hanya mencatat sekitar 30 juta meter kubik saja material yang terangkat. Hal ini diduga karena pola letusan saat itu tidak bersifat eksplosif, melainkan efusif berupa lelehan lava pijar. “Sekitar 80-90 juta meter kubik material yang masih tersisa dari letusan tahun 2007,” kata Khoirul.
Sementara itu peningkatan aktivitas Kelud ini menarik perhatian Komandan Korem 082 Mojokerto Kolonel Agus Yuniarto. Bersama jajaran Kodim setempat, Agus mendatangi pos pemantauan Gunung Kelud di Desa Sugihwaras untuk meminta informasi. “Kami siap membantu sosialisasi dan evakuasi masyarakat jika diperlukan.”
HARI TRI WASONO