TEMPO.CO , Solo - Ketua Paguyuban Pengrajin Alkohol Bekonang Sabariyono mengatakan bahwa hasil produksinya sebenarnya bisa digunakan sebagai bahan bakar. Sayang, harga jualnya masih jauh di atas premium maupun minyak tanah sehingga dianggap tidak ekonomis.
"Hasil sulingan pertama berupa ciu yang biasa diminum itu sudah bisa menyala jika disulut korek," katanya, Jumat, 17 Januari 2014. Sedangkan hasil sulingan kedua yang berkadar alkohol 70 persen sudah bisa digunakan sebagai bahan bakar kompor seperti layaknya minyak tanah.
Hasil sulingan ketiga memiliki kadar alkohol tinggi sebesar 95 persen. "Sudah setara dengan bensin," katanya. Hanya saja, satu liter alkohol berharga Rp 20 ribu, jauh lebih tinggi dibanding harga premium maupun pertamax.
Sedangkan limbah hasil penyulingan juga bisa diproduksi sebagai pupuk cair organik. Pupuk itu cukup efektif untuk menyuburkan serta membersihkan tanah dari partikel-partikel sisa penggunaan pupuk kimia. "Sudah banyak warga yang mencoba dan hasil panennya ternyata memang meningkat," katanya.
AHMAD RAFIQ