TEMPO.CO , Jakarta:Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi mengatakan mayoritas warga Provinsi Banten terus memantau perkembangan dugaan korupsi yang menjerat gubernur Atut Chosiyah. Tak hanya memantau Atut, mereka mengikuti perkembangan kasus yang melibatkan adik Atut, Chaeri Wardhana, adik ipar Atut, Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmy Diani, dan aparat pemerintahan di Tangerang Selatan dan Banten.
"Sebanyak 84,4 persen dari 400 responden mengikuti berita dugaan korupsi dan suap yang menjerat Atut dan keluarganya," kata Burhan dalam rilis hasil survei lembaganya di Jakarta, Minggu, 5 Januari 2014.
Gara-gara mengikuti berita-berita itu, kata Burhan, mayoritas warga Banten akhirnya yakin gubernur mereka terlibat korupsi dan penyuapan. Sebanyak 82,5 persen responden menilai Atut terlibat. Sementara hanya 3,9 persen saja yang kukuh menyatakan Atut bersih. Sisanya menjawab tak tahu.
Warga Banten, kata Burhan, tahu gubernurnya telah ditetapkan sebagai tersangka dalam dua kasus sekaligus: proyek alat kesehatan di Dinas Kesehatan Banten, dan suap sengketa Pilkada Kabupaten Lebak di Mahkamah Konstitusi. Sebanyak 85,5 persen warga Banten tahu Atut telah jadi tersangka dan ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Sementara 14,5 persen responden tak tahu.
Ditetapkannya Atut sebagai tersangka, kata Burhan, membuat mayoritas warga Banten ingin Atut nonaktif sebagai gubernur. Bahkan, kata Burhan, nyaris semua responden yang tahu Atut jadi tersangka ingin Atut segera nonaktif.
"Sebanyak 80,6 persen dari 85,5 persen responden yang tahu Atut sudah jadi tersangka ingin dia menonaktifkan diri," kata Burhan.
Hanya 11,6 persen responden yang menilai Atut tak perlu nonaktif sebagai gubernur. Sementara 7,8 persen warga menjawab tak tahu.
Menutu Burhan, lembaganya mensurvei warga Banten sepanjang 22-29 Desember 2013. Sebanyak 400 responden itu dipilih secara acak dengan metode multistage random sampling dari seluruh kabupaten atau kota. Burhan mengklaim hasil sigi lembaganya punya tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin error plus minus 5 persen.
Para responden diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk 10 responden di satu desa atau kelurahan. Guna menjaga kualitas hasil wawancara, supervisor mendatangi kembali 20 persen sampel setelah wawancara. Dalam quality control tersebut, kata Burhan, tak ditemukan kesalahan berarti. Burhan menegaskan, survey Indikator Politik Indonesia dibiayai sendiri oleh lembaganya.
KHAIRUL ANAM