TEMPO.CO, Mojokerto - Sebanyak 14 warga Kota dan Kabupaten Mojokerto tewas akibat keracunan minuman miras (miras) oplosan. Sedangkan sepuluh lainnya masih menjalani perawatan di empat rumah sakit di Kota dan Kabupaten Mojokerto antara lain Rumah Sakit Umum dr Wahidin Sudiro Husodo, Rumah Sakit Hasanah, Rumah Sakit Islam Sakinah, dan Rumah Sakit Umum Daerah RA Basoeni.
Kepala Kepolisian Resor Mojokerto Kota Ajun Komisaris Besar Wiji Suwartini mengatakan sebanyak 24 orang tersebut diketahui pesta miras saat pergantian tahun baru 2014. "Namun baru terdeteksi polisi sejak kemarin," katanya saat dihubungi, Ahad malam, 5 Januari 2014.
Menurut Wiji, kemarin diketahui ada dua yang meninggal. Sedangkan sisanya meninggal hari ini di rumah sakit tempat mereka dirawat. "Saya sudah tugaskan petugas untuk melakukan pendataan di rumah sakit-rumah sakit," katanya.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Mojokerto Kota Komisaris Nurhadi mengatakan berdasarkan identifikasi kepolisian, para korban tersebut pesta miras di sejumlah tempat. "Sedikitnya ada lima tempat," katanya.
Nurhadi menambahkan kepada polisi, sejumlah korban mengaku mencampur minuman keras jenis arak dengan bahan minuman lain di antaranya ada yang dicampur dengan kopi, minuman penambah stamina, dan soda.
Salah satu korban yang masih hidup, Diki Ahmad, warga Kelurahan Surodinawan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, mengaku masih pusing hingga saat ini. "Saya minum bareng teman-teman kerja saat merayakan tahun baru, setelah itu saya enggak sadar," katanya.
Diki dirawat sejak 1 Januari 2014 namun baru diketahui polisi kemarin. Seingatnya, ada sekitar 30 orang yang waktu itu pesta miras dengannya di sejumlah warung dekat pabrik di Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto.
ISHOMUDDIN
Terpopuler:
Kalla: Kenaikan Elpiji Senilai Kirim Lima SMS
Indonesia Bisa Jadi Kiblat Ekonomi Negara Muslim
Demokrat Minta Kenaikan Harga Elpiji Dievaluasi
Pengamat: Surcharge Rp 50 Ribu Tak Masuk Akal
Harga Elpiji Naik, Industri Kecil MakananTerpuruk