TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tren kesadaran warga Indonesia ihwal perilaku antikorupsi terus mengalami peningkatan menjadi 3,63 pada 2013, atau naik 0,08 poin dari 2012 yang tercatat 3,55.
"Nilai indeks semakin mendekati 5, menunjukkan masyarakat berperilaku semakin antikorupsi," kata Kepala BPS, Suryamin, dalam konfrensi pers di kantornya, Kamis, 2 Januari 2014.
Suryamin mengatakan survei perilaku antikorupsi tersebut dilakukan BPS di 170 kabupaten/kota di 33 provinsi dengan jumlah sampel 10 ribu rumah tangga. Pengambilan sampel menggunakan metodologi multistage two phase sampling. Responden adalah kepala rumah tangga atau pasangannya.
Berdasarkan karakteristik, indeks antikorupsi 2013 paling tinggi tercatat pada warga yang berpendidikan sarjana yakni sebesar 3,94, meningkat dibanding indeks 2012 yang sebesar 3,93. Sedangkan warga yang berpendidikan SMA tercatat sebesar 3,82, naik dibanding 2012 YANG sebesar 3,78. Adapun indeks terendah terdapat di warga yang tinggal di perdesaan, yaitu dengan indeks 3,55, naik tipis dibanding 2012 yang sebesar 3,46.
Suryamin mengatakan peningkatan indeks tersebut bukan berarti menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia sudah sangat antikorupsi. Warga yang sangat antikorupsi dicerminkan oleh raihan indeks 5. Sedangkan indeks antikorupsi minimal 3,75; permisif terhadap korupsi 2,50; dan sangat permisif terhadap korupsi 1,25.
ANGGA SUKMA WIJAYA