TEMPO.CO, Jakarta - Sudah lebih dari seminggu, Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah ditahan di Rumah Tahanan Negara Pondok Bambu, Jakarta Timur. Selama itu pula, Atut mengaku tak bisa istirahat.
"Beliau kesulitan istirahat," ujar Firman Wijaya, kuasa hukum Atut, Selasa, 31 Desember 2013. Menurut dia, Atut kesulitan istirahat karena tak berhenti memikirkan nasib anak cucunya.
Ia mengatakan, Atut mengharapkan agar bisa sedekat mungkin dengan keluarganya. "Mungkin KPK bisa mempertimbangkannya dengan mengalihkan statusnya menjadi tahanan kota."
Firman pun mengharapkan tak ada kendala teknis ketika keluarga mau menjenguk. Pasalnya, Atut sangat membutuhkan dukungan moril dari keluarganya.
Ia juga mengeluhkan dengan sikap Komisi Pemberantasan Korupsi yang membatasi Atut. Bahkan untuk masalah sepele, seperti makanan kesukaan.
"Kemarin anak-anaknya mengantar makanan kesukaan Atut: soto kudus. Tapi dilarang masuk. Ini kan soal selera orang, jadi tak bisa dipaksakan begitu," kata dia.
ERWAN HERMAWAN
Berita Terkait
Inggris Selidiki Suap Rolls-Royce di Indonesia
Kasus Suap Jaksa, Bambang W. Soeharto Datangi KPK
Bambang W. Soeharto Akui Pernah Temui Jaksa Praya
Bambang W. Soeharto Dipanggil KPK sebagai Saksi