TEMPO.CO, Magetan - Sekujur tubuh Slamet, 59 tahun, warga Dusun Gilis, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, dipenuhi benjolan daging. Penyakit yang dia derita sejak belasan tahun ini menyebabkan aktivitasnya terganggu. “Kalau mau melihat harus menyingkap (benjolan yang menutup kedua kelopak mata) ke atas,” kata Slamet saat ditemui dikediamannya, Selasa, 31 Desember 2013.
Pekerjaan Slamet sebagai buruh tani dan tukang cuci piring di acara hajatan tetangga terhenti. Sebab, benjolan di tubuhnya makin banyak. Menurut Suwadji, adik Slamet, penyakit Slamet makin mengganas setelah operasi di salah satu rumah sakit swasta di Kota Madiun, pada tahun 1980-an. “Operasi itu untuk mengangkat benjolan di pinggang kanan kakak saya yang merupakan awal tanda adanya penyakit,” ujarnya.
Beberapa bulan setelah operasi benjolan daging tumbuh malah makin banyak muncul di tubuh Slamet. Dia tak mampu berobat ke rumah sakit karena tak punya uang. Apalagi harta keluarga berupa ternak sapi dan sejumlah petak tanah telah terjual untuk operasi pertama kali. Dengan kondisi seperti itu Slamet tak mampu lagi mencari nafkah. Hari-harinya lebih banyak dihabiskan di dalam rumah.
Untuk memenuhi kebutuhan pokok dia mendapat sokongan dari Suwadji dan sejumlah tetangga. “Sekarang kami hanya bisa berharap ada dermawan yang membantu agar mas Slamet bisa sembuh, minimal penglihatannya tidak terganggu,” ujar Suwadji.
NOFIKA DIAN NUGROHO