TEMPO.CO , Jakarta:Ratu Atut Chosiyah dan Chaeri Wardhana alias Wawan dianggap sebagai tulang punggung dinasti Chasan Sochib. Namun mereka kini mendekam di tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi lantaran kasus suap dalam seketa pemilihan kepala daerah Lebak ataupun dugaan korupsi perlatan kesehatan provinsi Banten.
Dinasti keluarga Chasan Sochib di Banten terguncang. Namun Juru Bicara keluarga Ratu Atut, Fitron Nur Ikhsan mengatakan dinasti telah mendidik anak Gubernur Atut, Andika Hazrumy sebagai penerusnya. "Patron dalam keluarga Atut ada pada putra pertama Ratu Atut," kata dia dalam Dikusi Polemik Setelah Atut Tersangkut, Sabtu, 21 Desember 2013.
Generasi pasca Atut kini sudah dewasa. Dalam rapat keluarga, kata dia, mereka kini berperan sebagai tulang punggung keluarga. "Ujian pertama mereka adalah melakukan recovery dan internal reform dalam keluarga," kata dia.
Tes Andhika dan generasinya berat karena masalah keluarga datang bertubi-tubi. Ujian itu adalah ditangkapnya Wawan, lalu Hikmat Tomet meninggal, serta Ratu Atut yang ditahan kemudian. “Dari sisi keluarga ini berat. Namun ujian ini bukanlah sesuatu yang harus dihindari.”
Fitron mengatakan jalan politik adalah jalur yang sudah ditentukan keluarga Dinasti Chasan Sochib. Segala proses jatuh bangun akan menjadi kematangan dalam keluarga. “Anak-anak tak akan menginjak duri terlalu lama. Mereka pasti beranjak," kata Fitron. Mereka masih berpeluang karena mempunyai hak berpolitik.
Namun, Aktivis JAWARA Banten Dahnil Anzar menyarankan agar dinasti Atut dimoratorium dari kepemimpinan Banten. Jika tidak, berlimpahnya materi yang mereka miliki menjadi hal mudah bagi mereka kembali menguasai Banten. Di tangan mereka, kata dia, Banten tak ada berkembang di berbagai bidang.
Di Dewan, kata Dahnil, dinasti Atut diduga menebarkan jaring-jaringnya lintas partai. Sehingga, kata dia, dinasti ini leluasa menggangsir proyek. “Moratorium sebaiknya dua periode agar kekuatan politik Banten relatif seimbang.”
MUHAMMAD MUHYIDDIN
