Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gus Mus: Bagi Gus Dur, Orang Komunis Bukan Kafir  

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Mustofa Bisri. TEMPO/Dimas Aryo
Mustofa Bisri. TEMPO/Dimas Aryo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Suatu kali, saat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur masih menjabat Presiden RI, cendekiawan muslim Muhammadiyah, Habib Chirzin, mengaku sempat bepapasan dengan rombongan kepresidenan saat berziarah ke makam nabi di Masjid Nabawi, Madinah. Setelah lewat tengah malam, ketika rombongan kepresidenan akan beranjak pergi, Chirzin diminta oleh Sutarman --ajudan Gus Dur yang kini menjabat Kapolri-- untuk menghampiri mobil Gus Dur.

"Dia buka pintu mobil dan pamit dulu ke saya kalau akan mendahului pulang," ujar mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah itu ketika berbicara dalam haul keempat mendiang Gus Dur yang digelar oleh Jaringan Lintas Iman Yogyakarta di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, Senin malam, 16 Desember 2013.

Chirzin terkesan karena jabatan presiden tidak mengubah karakter Gus Dur. Dia menganggap Gus Dur tak banyak berubah dalam urusan kesopanan menghormati teman, meskipun mereka warga biasa. "Sejak dulu, ia terbiasa membuat orang lain merasa dihargai dan dihormati," kata Chirzin.

Kiai yang juga sastrawan asal Rembang, Jawa Tengah, Mustofa Bisri tidak datang dalam haul itu. Tapi, lewat rekaman video, Gus Mus menyatakan kesannya tentang sosok Gus Dur. "Ada kiai sepuh yang bilang, Gus Dur tetap dianggap keramat hingga selepas meninggal karena mampu melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan kiai mana pun," ujar dia.

Gus Mus mengatakan kiai sepuh itu mencontohkan keberanian Gus Dur melawan arus besar di Nahdlatul Ulama dengan menyampaikan permintaan maaf atas kasus pembantaian anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia pada 1965. Sikap, yang diikuti dengan usulan Gus Dur untuk pencabutan TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966, itu menurut Gus Mus menunjukkan karakter Gus Dur yang mampu meminta maaf sekaligus memaafkan dalam urusan politik yang sensitif. "Dia menganggap orang komunis sebagai sesama manusia, bukannya orang-orang kafir," ujar Gus Mus.

Istri almarhum Gus Dur, Shinta Nuriyah, menganggap ide aktivis lintas iman di Yogyakarta, yang menggelar haul untuk mengenang gagasan-gagasan Gus Dur mengenai penegakan hak asasi manusia dan kebangsaan, muncul karena konflik berbasis perbedaan suku dan agama tak kunjung usai. Menurut dia, banyak orang merasa kehilangan sosok kiai nyentrik itu karena saat ini jarang ada tokoh yang mau pasang badan untuk melawan perampasan hak warga negara, terutama yang minoritas. "Kalau penganut Syiah masih terlunta-lunta, jemaat GKI Yasmin dilarang beribadah, wajar banyak orang merindukan Gus Dur," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dia, Gus Dur selayaknya menjadi sumber inspirasi bagi banyak pejuang isu-isu kemanusiaan di Indonesia. "Kalau terus dirawat, sumber itu tidak akan kering," ujar Shinta.

Rohaniwan Katolik Yoseph Suyatno Hadiatmojo menyatakan saat ini banyak aktivis pendukung toleransi yang mengakui bahwa tokoh pejuang keberagaman sekaliber Gus Dur belum tergantikan. Karena itu, menurut dia, pendukung toleransi harus terus mengkampanyekan ide besar Gus Dur mengenai republik pengayom semua kelompok. "Terakhir, saat bertemu penggiat toleransi di Yogyakarta sebelum meninggal, Gus Dur menilai perjuangan menjaga kemajemukan masih berat di Indonesia," ujar pegiat di Forum Persatuan Umat Beragama ini.

Ketua panitia haul Gus Dur di Yogyakarta, Ahmad Ghozi, memang mengakui sengaja menggelar acara ini di Yogyakarta untuk menunjukkan ke publik bahwa pendukung kemajemukan dan kebebasan beragama serta berekspresi masih banyak di Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut dia, forum seperti ini bisa menjadi ruang dialog publik untuk merefleksikan langkah di masa depan dalam menjaga toleransi dan perdamaian antarkelompok berbeda suku dan iman. "Kami berusaha gagasan ini juga bisa efektif menyentuh kalangan usia muda dan pelajar, makanya kami gelar di Malioboro dan diisi beragam acara hiburan," kata dia.

Budayawan Sobari mengingatkan gagasan Gus Dur tidak terbatas pada isu menjaga pluralitas. Menurut Sobari, sikap politik Gus Dur merupakan hasil upaya pembacaan sekaligus perombakan ulang pada konstruksi budaya di Indonesia agar semakin egaliter, demokratis, dan manusiawi. "Dia seperti tokoh wayang Rama Bargawa, brahmana yang berjuang menghancurkan keangkuhan dan kesewenang-wenangan golongan kesatria," ujar Sobari.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

13 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara dalam Sidang ke-55 Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, pada Senin 26 Februari 2024. ANTARA/HO-akun X @Menlu_RI
Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

16 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

20 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

24 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. dok. TEMPO
Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.