Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Melatih Pengangguran Jadi Tukang Kayu Profesional

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
TEMPO/Arie Basuki
TEMPO/Arie Basuki
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Wonosari Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai pekan ini, merekrut puluhan  pengangguran di wilayah Gunung Kidul untuk dilatih menjadi tukang kayu profesional. “Kami tergerak membuat program yang menyasar kalangan pasangan suami-istri pengangguran serta kalangan dropped out,” ujar Kepala Sekolah SMKN 2 Wonosari, Sangkin, Senin, 9 Desember 2013.

Program pendidikan tukang kayu ini merupakan respons atas minimnya minat terhadap pengelolaan potensi kayu di Gunung Kidul yang melimpah. “Kayu-kayu daerah malah banyak diolah di luar sehingga tak ada nilainya. Padahal tingkat kemiskinan warga Gunung Kidul saja tinggi,” kata dia. Selain itu, perusahaan mebel di Gunung Kidul juga mengeluh kekurangan tenaga kerja terampil. Materi pelatihan meliputi proses pengolahan kayu Jati, Mahoni, dan Sengon yang banyak terdapat di Gunung Kidul.

Sangkin menuturkan, pelatihan akan ditangani oleh guru dan didampingi oleh siswa jurusan bangunan. Pelatihan berlangsung dua hari dalam sepekan di bengkel milik sekolah, yakni pada Sabtu dan Ahad. “Agar tidak menggangu proses belajar-mengajar siswa,” ujarnya.  Untuk angkatan pertama ini, ada 32 orang yang dilatih selama dua bulan sampai akhir Januari 2014. Dalam pelatihan itu, sekolah juga menggandeng perusahaan mebel di Gunung Kidul. “Harapannya para warga itu mampu menimba pengalaman dan rezeki di perusahaan profesional.”

Pelatihan selama dua bulan itu mendapatkan bantuan dana dari Kementerian Pendidikan sebesar Rp 85 juta. Biaya dipakai untuk kegiatan operasional sekaligus memberi modal berupa alat pertukangan dasar kepada semua peserta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Dinas Perkebunan dan Kehuatanan Gunung Kidul Bambang Wisnu mengakui selama ini potensi kayu Gunung Kidul yang produksinya mencapai 90 ribu meter kubik per tahun mayoritas hanya lari keluar tanpa diolah sehingga nilainya tidak meningkat. “Paling banter 25 persen dari kayu itu yang diolah di dalam, jadi seperti tak ada nilai manfaatnya,” kata dia. Pengusaha mebel Gunung Kidul justru mendatangkan tenaga ahli dari Kudus dan Jepara.

Kayu Jati dan Mahoni Gunung Kidul dipasok ke Sukoharjo, Klaten, Semarang, Kudus, dan Jepara. Luas hutan rakyat di Gunung Kidul mencapai 35 ribu hektare. “Kami harap langkah memperbanyak sumber daya yang bisa mengolah kayu memang memadai. Karena memprihatinkan ketika di sini sumber kayu tapi tak bisa menjadi sentra industrinya sekaligus,” kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

9 hari lalu

Sekelompok pria pengangguran membakar kardus ketika mereka berusaha menghangatkan diri ketika fajar di Kota Gaza, 18 Februari 2019. Orang-orang itu mengatakan mereka akan dengan senang hati bekerja hanya dengan 5 syikal sehari (sekitar 1,35 Dolar AS) tetapi tidak ada pekerjaan. Pada Oktober 2018, Bank Dunia mengatakan, 54 persen tenaga kerja Gaza menganggur, termasuk 70 persen pemuda. REUTERS/Dylan Martinez
Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

ILO memperkirakan jika perang Gaza masih berlanjut sampai akhir Maret 2024, maka angka pengangguran bisa tembus 57 persen.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

16 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

20 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

24 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

29 hari lalu

Ilustrasi bekerja di era digital. Foto: Freepik
2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

Ribuan peserta itu terdiri dari siswa asal 52 SMAN maupun SMA swasta, serta remaja dari 10 lembaga non formal di Jawa Timur.


Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

31 hari lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika di sebelah uang rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah bisa bergerak ke arah Rp 15.500 per dolar AS pada pekan ini.


Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

33 hari lalu

Sebuah sepeda digambarkan di tempat kejadian saat penyelidikan sedang berlangsung sehari setelah terjadinya aksi penembakan massal di bagian Kingsessing di barat daya Philadelphia, Pennsylvania, AS, 4 Juli 2023. REUTERS/Bastiaan Slabbers
Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

Wilayah Philadelphia di Amerika Serikat kini heboh karena disebut Kota 'Zombie', Kenapa?


Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

42 hari lalu

Sejumlah remaja antre untuk diperiksa kesehatan saat vaksin di Heihe, Cina, 3 Agustus 2021. Cina melaporkan 55 kasus baru Covid-19 yang ditransmisikan secara lokal pada 2 Agustus 2021. Virus Corona menyebar cepat seiring merebaknya varian Delta di lebih dari 20 kota dan 12 provinsi. China Daily via REUTERS
Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

Di tengah melemahnya perekonomian Cina, generasi muda di sana lebih senang rebahan dibandingkan bekerja keras.


Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

50 hari lalu

Orang-orang menunggu di pusat penampungan pengungsi dari Ukraina di bekas bandara Tegel di Berlin, Jerman, 17 Mei 2023. REUTERS/Michele Tantussi
Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

Hanya 25,2 persen pengungsi Ukraina di Jerman yang saat ini berstatus bekerja. Angka itu cukup kecil jika dibanding negara Eropa lainnya.


Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

56 hari lalu

Pengungsi Somalia menyiapkan makanan bersama anak-anaknya untuk buka puasa Ramadhan di Hodan, Mogadishu, Somalia. REUTERS/Feisal Omar
Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

Transparency International telah merilis hasil Indeks Persepsi Korupsi. Berikut profil Somalia, negara paling korup di dunia.