TEMPO.CO, Jakarta - Aksi penolakan di arena negosiasi Konferensi Tingkat Menteri (KTM) World Trade Organization terus berlanjut pada Jumat, 6 Desember 2013. Puluhan aktivis dari berbagai kelompok terus berdatangan dan menggelar aksi di pintu masuk Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), tempat berlangsungnya acara. Salah satunya, aksi yang dilakukan oleh Gabungan Serikat Buruh Independen (GSBI).
Dengan beranggotakan hampir 50 orang, GSBI terus mencoba untuk merangsek masuk ke halaman BNDCC. Polisi berupaya memukul mundur demonstran yang menuju seberang jalan BNDCC. Aksi saling mendorong sempat terjadi, hingga akhirnya aksi yang juga diikuti oleh perwakilan aktivis dari Bangladesh, Filipina, dan India itu terpaksa mundur dan berorasi dari seberang.
Jalanan menuju konferensi terlihat kacau, lantaran dilakukan bersamaan kedatangan para delegasi WTO. Dalam orasinya, mereka terus meneriakkan "Junk WTO" dan menuntut pembubaran organisasi perdagangan dunia tersebut.
Massa menilai kebijakan-kebijakan WTO telah membawa dampak buruk bagi kehidupan buruh dan rakyat di berbagai belahan dunia, terutama di negara berkembang. “Dari kebijakan upah murah bagi buruh, sistem kontrak, dan outsourcing yang amat merugikan buruh,” kata Sekretaris Jenderal GSBI Emilia Yanti.
Mereka juga mengecam sikap Indonesia yang seolah menjadi boneka dan kaki tangan Amerika, yang disebut imperialis. Menurut mereka, Pemerintah dan Perwakilan Indonesia di KTM kesembilan tersebut tidak ikut memperjuangkan penolakan terhadap produk pertanian yang dilakukan oleh India.
Baca Juga:
“Tapi, bodohnya pemerintah Indonesia mereka melobi pemerintah India agar mau menyetujui liberalisasi tersebut. Ini buktinya mereka sangat tunduk kepada Amerika,” ucapnya lantang. “Kami sangat malu sekali dengan sikap pemerintah Indonesia, yang diwakili oleh menteri perdagangan,” ujarnya.
Aksi singkat ini berhasil menarik perhatian para delegasi masyarakat di sekitar BTDC. Dengan berbagai atribut dan spanduk, mereka menyatakan penolakannya terhadap WTO. Bahkan yang paling menarik adalah mereka menggambarkan bahwa pemuda dan kaum terpelajar, yang disimbolkan sebagai wayang arjuna, siap melawan WTO, yang disimbolkan sebagai raksasa. Setelah puas menyampaikan aspirasinya, mereka digiring menuju keluar dari kawasan BTDC Nusa Dua.
PUTU HERY
Berita lain:
Selain Agnes, 6 Bintang Dunia Ini pun Salah Kostum
9 Gaya yang Ditiru Agnes dari Diva Amerika
Polisi Hentikan Kasus Flo, Istri Piyu
Kerajaan Papua Dukung Jokowi Jadi Presiden
Gaya Baju Agnes Monica Disebut Fashion Daredevil
Jokowi Presiden, Ahok Otomatis Gubernur DKI
Ini Cuit Farhat tentang Foto Mesra Sophia-Ariel
Kenapa Suami Bu Pur Bisa Jadi Staf Menteri Syarief?
Jokowi Sepakat Bandara Cengkareng Pindah ke Halim
Besok, Boni Hargens Laporkan Ruhut ke Polda