TEMPO.CO, Pekanbaru - Aliansi Jurnalisme Independen (AJI) Pekanbaru mengkritik program field trip wartawan yang diadakan pemerintah Riau. Dalam waktu dekat, Biro Hubungan Masyarakat Provinsi Riau berencana bakal mengajak sejumlah wartawan "pelesir" ke Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Kepala Biro Humas Provinsi Riau Fahmizal mengatakan, program tersebut merupakan sinkronisasi kerja kehumasan bersama pemerintah Nusa Tenggara Barat. Dalam pertemuan itu, kata Fahmi, kedua instansi diharapkan bisa saling bertukar pikiran soal kinerja kehumasan bersama awak media.
"Nantinya kita bisa mencari perbandingan program kinerja humas untuk meningkatkan kerja sama bersama media," ujarnya kepada Tempo, Senin, 18 November 2013.
Menurut Fahmi, kegiatan itu hanya meneruskan agenda yang sudah diprogramkan oleh humas sebelumnya. Namun, Fahmi enggan menyebutkan jumlah dana yang dialokasikan buat kegiatan itu.
"Kegiatan ini melanjutkan program humas sebelumnya, bukan untuk jalan-jalan. Pekan lalu kita juga mendapat kunjungan dari Humas Jawa Barat," Fahmi berkilah.
AJI Pekanbaru menilai kegiatan tersebut tidak memiliki tujuan yang jelas dan tidak bermanfaat. Terlebih pelesiran itu menggunakan anggaran daerah yang cukup besar.
"Program yang sangat tidak kreatif, tidak patut anggaran APBD digunakan untuk rekreasi yang tidak jelas maksud dan tujuannya," ujar Ketua AJI Pekanbaru, Fachrurrozi.
Rozzi menyesalkan program serupa kerap diadakan setiap tahun. Menurut dia, sebaiknya Biro Humas Pemerintah Riau mengevaluasi kegiatan tahunan yang terkesan menghambur-hamburkan uang.
Menurut Rozi, semestinya pemerintah Riau mampu berpikir kreatif sehingga mampu membuat program semacam peningkatan kualitas sumber daya manusia wartawan, seperti mengadakan pelatihan jurnalisme atau lomba karya jurnalistik. "Dijamin lebih bermanfaat ketimbang jalan-jalan yang menghabiskan anggaran besar," ujarnya.
Rozzi berharap wartawan bersikap netral dan independen dalam mengawal program pemerintah, apalagi program tersebut menggunakan anggaran daerah. Kata Rozzi, program yang sama juga terdapat di daerah lain, tetapi mendapat kritikan dari wartawan setempat.
RIYAN NOFITRA