TEMPO.CO, Ngawi - Sepuluh dari sembilan belas kecamatan di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur terkena dampak letusan berskala kecil Gunung Merapi yang berlokasi di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. “Hujan abu terjadi di wilayah barat dan tengah Ngawi. Ini karena angin berembus ke arah timur,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ngawi, Eko Heru Cahyono, Senin, 18 November 2013.
Abu berwarna putih dan lumayan tebal itu turun sekitar pukul 06.30-07.00 di wilayah Kecamatan Mantingan, Karanganyar, Kedunggalar, Pitu, Sine, Ngrambe, Jogorogo, Widodaren, Geneng, dan Ngawi. Beberapa jam kemudian, abu tak lagi beterbangan, kecuali di kawasan Mantingan, Karanganyar, Kedunggalar, Pitu, dan Sine.
Petugas BPBD dibantu pegawai kecamatan dan komunitas Radio Antar-Penduduk Indonesia masih memantau lapangan. Mereka mengimbau warga agar mengenakan topi dan kacamata jika keluar rumah. “Abu vulkanik masih beterbangan meski sudah berkurang.”
Bila terhirup, abu vulkanik bisa mengganggu pernafasan. Selain itu, abu juga dapat mengakibatkan iritasi pada mata. “Bisa berdampak pada kesehatan.” Menurut pernyataan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Gunung Merapi mengeluarkan asap tebal disertai abu vulkanik hingga ketinggian 2.000 meter sekitar pukul 04.50-06.00 WIB.
Letusan ini dipicu oleh gempa tektonik lokal di bawah tubuh gunung itu. Sebelumnya, tidak ada peningkatan aktivitas Gunung Merapi. Tipe letusannya adalah letusan freatik.
NOFIKA DIAN NUGROHO