TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan seorang pemandu wisata dengan Gubernur Banten Atut Chosiyah Chasan bermula dari pekerjaan dia memandu Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Banten Adi Surya Dharma pada 2007. Ketika itu, Adi hendak berangkat haji ke Mekah. "Saya menjadi guide dia selama di Mekah," kata pemandu, yang enggan disebut namanya itu, kepada Tempo, Rabu, 13 November 2013.
Pelayanan baik dan sopan, ditambah kedekatan pemandu itu dengan daerah Banten yang menjadi tempat tinggalnya di Indonesia, membuat nama pemandu itu direkomendasikan saat Atut hendak berangkat ke Kairo pada 2008.
"Kebetulan, kami yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Banten pernah mengajukan proposal kegiatan senilai Rp 1 miliar ke Pemerintah Provinsi Banten," kata pemandu, yang waktu itu, kuliah S2 di Mesir.
Gayung bersambut, proposal itu diprioritaskan oleh Adi. "Di depan saya, Adi menelepon Ketua Badan Anggaran DPRD Banten Agus Pudji Rahardjo," kata pemandu yang mengaku pernah menjadi tour guide politikus Partai Demokrat Marzuki Alie itu. "Adi meminta saya menaikkan nilai proposal itu menjadi Rp 5 miliar dan meminta Agus menyiapkan slot anggaran Rp 5 miliar."
Menjelang Mei 2008, pemandu tersebut dihubungi Adi. "Ada perintah dari Gubernur untuk menjadi pemandu wisata di Kairo," ujar pemandu itu itu menirukan Adi.
Supaya tak terkesan seperti pelesiran semata, Pemprov Banten mengagendakan acara dialog antara Keluarga Mahasiswa Banten dan gubernur. Di dalam acara yang dijadwalkan berlangsung dua jam itu, gubernur akan menyerahkan voucher kepada Ketua Keluarga Mahasiswa Banten, Badrudin.
Pemandu tersebut mengatakan, ia menyusun jadwal yang dinamakan "Acara Dinas dan City Tour Gubernur dan Rombongan di Cairo".
Hari pertama, 9 Mei 2008, Atut dan rombongan dijadwalkan tiba di Kairo siang hari. Setelah istirahat dan makan siang di Hotel Nil Hilton, rombongan langsung jalan-jalan ke piramida, Benteng Sholahuddin Al-Ayubi, pasar tradisional Khalili, dan pabrik pameran Diamond.
Hari kedua, 10 Mei 2008, sejak pagi Atut cs langsung jalan-jalan ke perpustakaan terbesar di dunia, Istana Raja Farouk di tepi Pantai Alex. Malam hari, selama dua jam, Atut bertemu para mahasiswa. Kemudian, hari ditutup acara makan malam mewah di sebuah yacht yang mengapung di atas Sungai Nil.
Hari terakhir, 11 Mei 2008, sejak pagi rombongan Atut jalan-jalan ke Museum Firaun, bertamu ke Kedutaan, mengunjungi makam Imam Syafi'i, dan akhirnya menuju Bandara Internasional Kairo pada pukul 10.00 waktu setempat.
Tiga hari jadi pemandu Atut, pemandu itu cukup tahu kebiasaan Atut. Tapi, yang dia justru ingat, "Bayaran saya kecil sekali, capek mengantar ke sana ke mari, hasilnya kecil," ujar dia.
MUHAMAD RIZKI
Berita Terpopuler
Ini Foto Anggita Sari dan Enji Saat Masih Mesra
Anggita Sari: Ibu Enji Istri Kedua Eks Kapolri
Marzuki Alie Ditantang Bersikap Jantan
Keluarga Ayu Ting Ting Sedikit Bicara