TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus tersangka kasus korupsi pembangunan pusat pendidikan dan olahraga Hambalang, Anas Urbaningrum mengaku kenal dengan Bunda Putri. Menurut dia, "Bunda Putri" tinggal di rumahnya. "Dia tinggal di rumah saya," kata Anas ketika ditemui di kediamannya, Jumat, 8 November 2013.
Anas mengatakan Bunda Putri adalah istri sopirnya yang bernama Pak Yadi. Nama asli Bunda Putri adalah Zaenab, atau dipanggil Mbak Nab. Karena salah satu anaknya bernama Putri, Mbak Nab dipanggil dengan nama Bunda Putri. "Bunda putri itu aslinya Mbak Nab namanya, istri sopir saya," kelakar Anas.
Majalah Tempo edisi Senin, 16 September 2013 mengulas perempuan yang disebut-sebut sebagai tokoh kunci dalam kasus suap kuota daging impor itu. Di kalangan importir dan pengusaha yang kerap bersentuhan dengan Kementerian Pertanian, nama Bunda Putri atau Non Saputri tak terlalu asing.
Para pejabat di Kementerian itu juga sudah lama mendengar nama ini sebagai istri seorang pejabat eselon I yang mampu mempengaruhi penggantian pejabat. Seorang pejabat bercerita pernah ditawari naik pangkat oleh seseorang yang bernama Putri.
Saputri pernah menjadi distributor pupuk dan hasil pertanian lewat perusahaannya, PT Dwipa Kreatek Persada pada 2002. Kantor perusahaan berlokasi di Gedung Yarnati, Jalan Proklamasi 44, Menteng, Jakarta Pusat. Muhtar Syahroni, pengelola gedung itu, membenarkan bahwa Saputri pernah berkantor di sana. Saputri menyewa satu lantai di lantai satu untuk menjalankan bisnisnya. Namun, dua tahun setelah berkantor, usahanya mulai sepi.
Tempo belum memperoleh konfirmasi dari Saputri tentang informasi-informasi itu. Lima hari tempat tinggalnya ditongkrongi, ia tak terlihat ke luar rumah. Di catatan rukun tetangga setempat, rumah megah itu disewa atas nama Rudi M. Rahmat, asistennya. Surat permohonan wawancara diterima penjaga rumah itu, yang kemudian melemparnya kembali. "Nama yang Anda tuju tak ada di sini," katanya.
Padahal, rumah itu kerap dijadikan tempat rapat aktivis Lira. Selain tercantum sebagai penasihat, Saputri menjabat Ketua Lira Hijau, yang dilantik pada 2010. Lira memilih Saputri sebagai penasihat karena jaringannya di kalangan pengusaha sangat luas.
SUNDARI