TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Bidang Kesehatan, Kependudukan, dan Keluarga Berencana Emil Agustiono memuji razia topeng monyet yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Menurut dia, interaksi satwa liar dan manusia harus dikurangi untuk mencegah penularan penyakit. "Yang dilakukan Jokowi untuk mengurangi interaksi yang berpotensi menularkan penyakit," kata Emil di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Zoonosis di Crowne Plaza, Kamis, 7 November 2013.
Menurut Emil, monyet merupakan hewan primata yang berpotensi terserang penyakit yang sama dengan manusia. Akibatnya, ujar dia, penularan penyakit antara manusia dan monyet relatif lebih mudah terjadi. Monyet juga berpotensi membawa penyakit rabies yang lebih berbahaya jika diderita manusia.
Setelah razia, Emil berharap pemberdayaan pada pengamen topeng monyet dan penjual hewan harus dilakukan supaya mereka tidak kehilangan mata pencaharian dan timbul niat untuk kembali memperdagangkan hewan.
Emil mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI bisa melakukan gebrakan lagi dengan merazia ke pasar satwa liar. Ia menunjuk pasar satwa di Jatinegara atau Jalan Pemuda yang hingga kini tak pernah tersentuh razia. "Di pasar hewan itu, interaksi hewan dan manusia juga cukup tinggi. Harusnya, razia juga dilakukan ke sana," ujarnya.
Razia topeng monyet dilakukan untuk mencapai target Jakarta Bebas Topeng Monyet 2014. Meski mendapat tentangan dari sebagian pihak, Gubernur Jokowi mengatakan topeng monyet merupakan bentuk eksploitasi terhadap binatang dan sudah mendapat sorotan internasional. Monyet juga bisa menyebarkan pelbagai virus penyebab penyakit. Monyet yang terjaring dalam razia ini bakal dirawat di Balai Kesehatan Hewan dan Ikan lalu diserahkan ke Taman Margasatwa Ragunan.
TIKA PRIMANDARI
Berita Lainnya: