TEMPO.CO, Bima - Warga Dusun Sinar dan Dusun Kalate, Desa Naru, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, terlibat bentrok sehingga mengakibatkan empat warga terkena panah dan seorang polisi terkena lemparan batu. Sejumlah rumah warga di kedua dusun rusak. Hingga Jumat, 1 November 2013, puluhan polisi masih bersiaga di perbatasan kedua dusun.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, bentrok dimulai sejak Kamis malam, 31 Oktober 2013, pukul 21.30 WIT. Masing-masing warga dusun yang bertetangga tersebut saling serang menggunakan panah, senapan angin, tombak, dan batu.
Bentrok berawal dari pemilihan kepala Desa Naru yang berlangsung pada Rabu, 30 Oktober 2013. Salah seorang calon, M Yusuf, menuding Suryadin, yang memenangkan pemilihan, tersangkut kasus perjudian. ”Dia tidak pantas menjadi kepala desa,” kata Yusuf, yang berasal dari Dusun Kalate.
Kekalahan Yusuf membuat warga Dusun Kalate melakukan penyerangan kepada warga Dusun Sinar, yang merupakan asal Suryadin. Bentrok pun tak terhindarkan karena warga Dusun Sinar tak terima tuduhan Yusuf yang mengatakan Suryadin terlibat kasus perjudian.
Kepala Bagian Operasi Kepolisian Resor Bima Komisaris Abdul Hakim menjelaskan, situasi kemanan di lokasi bentrok sudah mulai berangsur kondusif. Namun, masih terlihat sejumlah warga yang menenteng senjata tajam. ”Kami masih perlu melakukan penjagaan agar bentrok tidak terus terjadi,” ujarnya.
Seorang warga yang bermukim di perbatasan kedua dusun, Halim, meminta aparat kepolisian tetap melakukan penjagaan hingga situasi benar-benar pulih. Sebab, warga ingin bekerja dengan tenang. Begitu pula kegiatan sekolah bisa berlangsung aman. ”Rumah saya tidak rusak, tapi kami takut bekerja. Anak-anak pun tidak berani ke sekolah,” ucapnya.
AKHYAR M NUR
Berita Lain:
Adiguna Sutowo Pernah Menembak Kepala Penagih Bill
KSAU: Udara Natuna Kini Milik Singapura
Punya Rp 60 M, Pejabat Ini Hanya Mengaku Rp 1,2 M
Sejarah Kelam Adiguna di Malam Tahun Baru 2005
Begini Cara Gubernur Jateng Hadapi FPI