TEMPO.CO, Mojokerto - Gagal dua kali pada pemilihan Gubernur Jawa Timur, karier politik Khofifah Indar Parawansa diperkirakan belum berakhir. Menurut Salahuddin Wahid, Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama itu masih bisa berperan, bahkan ikut dalam pemilihan presiden dan wakil presiden tahun depan.
Salahuddin mengakui peluang Khofifah menjadi calon presiden tahun depan kecil karena para kiai Nahdlatul Ulama sudah bertekad mengusung mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md. “Mungkin untuk 2019,” ujar adik mantan Presiden Abdurrahman Wahid yang selama ini menjadi pendukung Khofifah itu, Selasa, 8 Oktober 2013.
Mahkamah Konstitusi menolak gugatan pasangan Khofifah-Herman Sumawiredja pada persidangan, Senin, 7 Oktober 2013. Kemenangan pasangan bertahan, Soekarwo-Saefullah Yusuf, pun dikukuhkan. Mereka akan memimpin Jawa Timur periode 2013-2018.
Tahun depan, usia Menteri Pemberdayaan Perempuan era Presiden Abdurrahman itu 49 tahun. Pada 2019, ia baru berusia 54 tahun. "Masih muda,” ujar pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, itu.
Menurut Salahuddin, semua bisa terjadi untuk pemilihan presiden 2014, termasuk peluang Khofifah dilirik partai-partai politik. “Mungkin saja tiba-tiba muncul dorongan dari bawah atau ada yang memintanya jadi calon wakil presiden,” ujarnya.
Ia menilai Khofifah sebagai "kader NU dan tokoh perempuan muda yang cerdas dan berani". Ia menganggap perolehan suara Khofifah pada pemilihan Gubernur Jawa Timur tahun ini sebagai bukti kekuatan Khofifah. Meski maju pada saat-saat akhir, perolehan suaranya mampu bersaing dengan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf yang didukung hampir semua partai politik di provinsi itu.
ISHOMUDDIN
Editor's Choice