TEMPO.CO, Kupang - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Solidaritas Sumba Barat Daya, Senin, 30 September 2013, berunjuk-rasa di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka menolak hasil rapat pleno ulang Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumba Barat Daya yang memenangkan pasangan inkumben, Kornelis Kodi Mete-Daud Lende Umbu Moto, sebagai bupati dan wakil bupati terpilih. Padahal, pada rapat pleno sebelumnya, KPU memenangkan duet Markus Dairo Tallu-Ndara Tanggu Kaha. Namun, keputusan itu dianulir.
”KPU Sumba Barat Daya seharusnya tidak bersikap plinplan hanya karena tekanan kekuasaan tertentu,” kata Koordinator Forum Solidaritas Sumba Barat Daya, Benediktus Dalupe.
Menurut Benediktus, rapat pleno ulang KPU Sumba Barat Daya ilegal. Namun, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) setempat tidak berbuat apa-apa, bahkan mendukung sikap KPU. ”Kami juga meminta gubernur untuk bersikap netral,” ujarnya.
Pasangan inkumben Kornelis Kodi Mete-Daud Lende Umbu Moto didukung oleh PDI Perjuangan, partai yang mengusung Gubernur NTT Frans Lebu Raya pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur beberapa waktu lalu. Sedangkan duet Markus Dairo Tallu-Ndara Tanggu Kaha diusung Partai Golkar.
Para mahasiswa meminta pemerintah, mulai dari Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya, Pemerintah Provinsi NTT, hingga pemerintah pusat, khususnya Kementerian Dalam Negeri, bersikap tegas.
Selanjutnya..