TEMPO.CO, Sumedang - Pengrajin senapan angin Cipacing mengalami kemajuan di era 1970-an. Di saat itu, terdapat ratusan warga Cipacing yang mempunyai bengkel pembuatan senapan. Aparat keamanan pun membuat aturan tentang kriteria senapan yang boleh dibuat.
Tokoh masyarakat Cipacing, Dedi Sudjana, bercerita sekitar 1975 aparat TNI melakukan operasi sapu jagat. Ini adalah operasi pembersihan senjata bekas gerombolan bersenjata. "Tapi pengrajin di sini enggak ada masalah, semua tetap produksi. Tidak dilarang," kata Dedi saat ditemui Tempo di kediamannya, Minggu, 8 September 2013.
Sejak maraknya pengrajin senapan angin sekitar 1960-an, pengrajin memang tidak pernah tidak dilindungi. Mereka dirangkul dan diawasi pihak koramil setempat untuk tidak membuat senapan yang melanggar aturan. Itulah mengapa saat operasi sapu jagat dilakukan, tidak ada masalah yang terjadi dengan pengrajin Cipacing. Senapan yang mereka buat sesuai ketentuan. Usaha mereka juga mendapatkan izin Dinas Perdagangan dan Perindustrian serta kepolisian setempat. Mereka bahkan membentuk koperasi pengrajin senapan.
Dedi menjelaskan, berdasarkan ketentuan, senapan yang diperbolehkan harus mempunyai kaliber proyektil tidak boleh melebihi 4,5 milimeter. Pengrajin dinyatakan membuat senjata ilegal bila kaliber yang dibuat melebihi kaliber tersebut. Selain itu, semua senapan angin harus mempunyai panjang laras 60 sentimeter. Ketentuan selanjutnya adalah pengrajin dilarang membuat senapan yang menyerupai senjata organik. "Jangan ditanya senjata genggam, itu sudah pasti ilegal," kata pemilik bengkel senapan ini.
Selama ini, kata Dedi, para pengrajin Cipacing taat pada peraturan tersebut. Karena itu, dirinya kaget saat pada Agustus lalu ada pengrajin yang dicokok polisi karena disangka membuat senjata api. "Kaget saya, bengong. Soalnya dari tahun 1975 aturannya sudah ada. Kalau ada yang sampai bikin senjata api berarti otaknya 'pinter' menurut saya. Dan sudah pasti bengkelnya akan sembunyi-sembunyi," kata Pria 57 tahun ini. (baca berita lainnya di Edisi Khusus Senjata Penembak Polisi)
AMIRULLAH | PERSIANA GALIH
Berita terpopuler:
Soal Lurah Susan, Ahok: Gamawan Harus Belajar Lagi
Soal Lurah Susan, Staf Mendagri Tegur Ahok
Seekor Babun Remas Dada Wartawan di Tengah Siaran
Lobi Makan Siang, Jurus Jokowi Luluhkan Warga
Jokowi Berebut Kaos dengan Bocah di Blok G