TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Badan Pemeriksa Keuangan bidang Pendidikan, Rizal Djalil, menyatakan terdapat kejanggalan dalam lelang pengadaan soal Ujian Nasional 2013. "Dalam memilih rekanan, kami temukan ada penyimpangan. Pemenang lelang justru tak memberikan angka yang menguntungkan negara," kata Rizal usai konferensi pers hasil audit tentang UN, Kamis, 19 September 2013.
Menurut Rizal, penyimpangan penetapan pemenang lelang ini bisa dimungkinkan karena adanya campur tangan pihak di luar panitia pengadaan barang. Namun, dia tak mau menyebutkan pihak yang dimaksud. Rizal hanya memastikan tak ada keterlibatan menteri dan wakilnya dalam proses penetapan lelang ini. "Saya hanya bisa sampaikan, sudahlah, pejabat tinggi tak usah cawe-cawe ikut, serahkan saja pada direktorat yang sudah ditunjuk."
Soal campur tangan dalam pengadaan ini, auditor BPK bidang pendidikan, Akhsanul Haq, mengatakan ada indikasi pengaturan pemenang lelang. Hal ini terlihat dari nilai yang ditawarkan oleh pemenang lelang. Dia mencontohkan, untuk paket ketiga yang digarap PT Ghalia Indonesia Printing, sebenarnya ada penawaran yang lebih murah. Untuk paket ini, Ghalia menawarkan nilai Rp 22,5 miliar. "Sebenarnya ada yang lebih murah tapi tak dimenangkan."
Akhsanul menilai proses lelang tak dilakukan secara profesional. Akibatnya, secara keseluruhan untuk pengadaan soal UN 2013 BPK menemukan potensi kerugian negara sebesar Rp 6,3 miliar.
IRA GUSLINA SUFA