TEMPO.CO, Semarang - Inspektur Dua Budi Darmono asyik memegang mikrofon. Tugasnya menyambut kedatangan penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kantor Pos Besar Kota Semarang, kemarin. Tanpa baju dinas polisi, dia berdiri di beranda timur gedung tua itu sambil menyambut para penerima BLSM.
Kata-katanya tegas, tapi diselingi canda, membuat sekelompok penerima bantuan dari pemerintah itu ceria. Suasana ger-geran didominasi ibu-ibu penerima bantuan itu. “Jangan berdiri terus, Bu. Yang berdiri bapak saja, tempatkan pantat kursi. Nah, gitu, disediakan kursi malah berdiri,” kata Budi Darmono, disambut gelak tawa pengantre.
Budi Darmono bak pentas stand up comedy. Tak hentinya dia bercerita di sela-sela mengatur antrean. Anggota Intel Kepolisian Resor Kota Besar Semarang itu pun sempat menerima protes, yang dijawab dengan konyol. Misalnya, saat ada perempuan muda yang menerobos ingin mendapatkan uang, padahal belum dijadwalkan mengambil.
“Haduh, ini dari Kelurahan Genuk, jatahnya besok pagi, duitnya sudah dicetak tapi belum dipotongin,” katanya dengan bahasa Jawa medok.
Budi mengaku sengaja membikin suasana antrean pembagian BLSM berbeda. Bagi dia, cara itu lebih efektif bila dibanding bentakan yang kadang berakhir rusuh. “Suasana panas, kalau dibentak makin tak keruan,” katanya.
Kepala Kantor Pos Besar Semarang, Tedy Permana, menyatakan dirinyalah pelopor cara mengatur pengantre BLSM di kantornya itu. Menurut dia, cara humanis model stand up comedy ini sebagai bentuk kepedulian instansinya dalam melayani. “Mereka warga negara yang berhak mendapat pelayanan ramah,” kata Tedy.
EDI FAISOL
Topik Terhangat
Vonis Kasus Cebongan | Jokowi Capres? | Penerimaan CPNS | Suriah Mencekam
Berita Terpopuler
Abraham Samad: Rudi Rubiandini Orang Serakah
Istri @benhan: Suami Diperlakukan Bak Perampok
Zaskia Gotik Putuskan Pertunangan dengan Vicky
Ahok: Tiada Ampun bagi Kopaja Ugal-ugalan