TEMPO.CO, Malang-Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang kembali berunjukrasa menuntut pendidikan murah. Mahasiswa yang tergabung dalam Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya menilai uang kuliah tunggal memberatkan mahasiswa. "Biaya tinggi, banyak calon mahasiswa memilih mundur," kata perwakilan pengunjukrasa, Reza Pahlevi, Senin 2 September 2013.
Reza yang juga Menteri Kebijakan Publik Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya menghitung, tahun ini biaya pendidikan naik 60 persen. Dampaknya, ribuan mahasiswa tak bisa melanjutkan kuliah. Total sebanyak 1.400 mahasiswa mengajukan keringanan, hanya 300 yang dikabulkan. "Biaya pendidikan di sini termahal di Indonesia," katanya.
Saat ini, katanya, sebanyak 84 mahasiswa bakal berhenti kuliah. Seperti Richi Artana calon mahasiswa sistem informatika terancam tak bisa kuliah. Ia harus membayar Rp 6,5 juta per semester sedangkan penghasilan orang tuanya hanya Rp 1,5 juta per bulan. "Saat mendaftar harus membayar satu tahun atau Rp 13 juta," katanya.
Tak hanya mahasiswa, sejumlah wali murid juga ikut berunjukrasa. Suwijonarko orang tua calon mahasiswa fakultas ilmu budaya ini hanya bisa meratapi tak bisa membayar Rp 3,9 juta per semester. Sedangkan dari usahanya berdagang gorengan tak cukup untuk membayar biaya pendidikan. "Saya pasrah. Mencari ilmu tah hanya di sini saja," teriak Suwijonarko.
Demonstran ditemui Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Brawijaya Ainur Rosyid. Ia mengaku memberikan beasiswa kepada 1.000 mahasiswa. "Total dana bantuan mencapai Rp 30 miliar," kata Ainur. Beasiswa diutamakan bagi mahasiswa miskin.
Aksi serupa dilakukan pekan lalu. Sebanyak enam mahasiswa menyatakan menjual ginjal untuk biaya pendidikan. Mereka keberatan dengan biaya pendidikan yang makin mahal. Dalam aksinya, mahasiswa membentangkan poster dan spanduk yang menuntut Rektor Universitas Brawijaya memberikan keringanan. Diantaranya bertuliskan "Katanya semua bisa kuliah?? Faktanya??" "Biaya UKT Gila, Revisi UKT".
EKO WIDIANTO
Berita Terpopuler:
Sengman Pernah Hadir ke Wisuda Anak SBY?
Menteri Agama Ngambek Pidatonya Terpotong Azan
Relokasi Blok G Cepat, Jokowi Tungguin Tukang Cat
Disebut Terkait Impor Sapi, Dipo Alam Berkelit
Perwira Polwan Yakin Briptu Rani Hanya Oknum