TEMPO.CO, Jakarta - Meski banyak anggapan miring atas sosok polwan, yang cenderung dilihat sebatas sebagai bagian dari pencitraan Kepolisian, para perwira polwan menepis anggapan ada budaya patriarkhi yang kuat di dalam institusi kepolisian. Mereka menegaskan bahwa tidak ada bias gender dalam penjenjangan karir dan kepangkatan polisi wanita.
"Kami merasakan tidak ada bias gender. Karena dalam posisi tugas, jabatan dan karir sudah dibuktikan kalau polwan mampu setara dengan pria," kata Brigjen Basaria Panjaitan, satu-satunya jenderal polwan saat ini, ketika ditemui Tempo, Jumat 30 Agustus 2013. Minimnya jumlah perwira polwan, menurut dia, lebih karena jumlah polwan sendiri secara keseluruhan memang hanya 3,6 persen dari total personel kepolisian.
“Tapi makin banyak polwan yang kini menjabat Kapolsek, Kapolres, Wakapolres dan berpangkat Kombes, Kompol dan sebagainya,” kata Basaria. “Semua sangat tergantung dengan individu si polwan dalam mengembangkan diri,” katanya lagi.
Basaria menegaskan bahwa polwan yang berprestasi dan memiliki kemampuan sebenarnya sudah teruji setara dengan polisi pria. "Enggak ada itu gender. Polwan dilatih sama dengan polisi pria,” katanya.
Kombes Sri Handayani, juga salahsatu pengajar di Sekolah Polwan, menilai masa depan karir seorang polwan amat tergantung pada kemampuan mereka. “Selama ada kemampuan, pasti ada kepercayaan dan apresiasi yang tinggi kepada polwan itu,” katanya.
Dia juga membenarkan bahwa dari segi pendidikan, tidak ada pembedaan berdasarkan jenis kelamin di sekolah kepolisian. "Kalau berbuat kesalahan, sanksinya juga sama: mesti melakukan skot jam atau push up puluhan kali,” kata Handayani.
Baca Juga:
Baca Edsus Polwan Jelita untuk Peringatan 65 Tahun Polwan Indonesia
Berita Edsus Polwan Jelita Lainnya:
Brigadir Avvy Olivia: Sesuai Perintah Atasan
Brigadir Avvy Olivia Pernah Jadi Pramugari Polri
Tindakan Negatif Polwan Bukan Dari Institusi
Jumlah Polisi Wanita Hanya 3,6 Persen
Dari Dulu Polwan Cantik Dan Pintar