TEMPO.CO, Bandung - Direktur Utama PT Pos Indonesia Budi Setiawan mengungkapkan, Kartu Perlindungan Sosial yang statusnya Retur (kembali) jumlahnya 267.810 kartu. “Itu yang retur karena berbagai hal,” kata dia di Bandung, Jumat, 30 Agustus 2013.
Budi merinci, ada 5 kategori untuk kartu KPS dengan status Retur itu. Yakni alasan ditolak, pindah , penerima tidak dikenal, meninggal, serta alasan lainnya termasuk yang mengaku tidak mau menerima. “Paling banyak karena ditolak hampir 40 persen, sekitar 25 persen meninggal, 25 persen tidak dikenal, dan sisanya karena alasan lainnya,” kata dia.
Di Jawa Barat misalnya, total ada 25 ribu kartu KPS berstatus Retur. Rincinya sekitar 6 ribu kartu dikembalikan karean ditolak, 8 ribu kartu Retur karena alasan pindah, 4 ribu kartu dinyatakan penerimanya tidak dikenal, 2 ribu kartu lebih penerimanya meninggal, serta lebih dari 3 ribu kartu karena alasa lainnya.
Budi mengatakan, awalnya sejumlah daerah mengklaim menolak penyaluran BLSM. Namun di saat ini hampir semua daerah yang dulu menyatakan menolak, sudah bisa menerimanya. Dia mencontohkan, Kabupaten Sampang yang mengklaim menolak, sudah menerima pembayaran BLSM.
Soal kartu KPS dengan status Retur itu, Budi mengatakan, pemerintah tengah memproses penggantiannya. PT Pos, masih menunggu data terakhir pemerintah untuk mulai mencetak kartu baru untuk RTS penggantinyua.
Menurut dia, proses penggantian penerima BLSM itu menunggu persetujuan Kementerian Sosial. Mekanisme penggantian kartu itu, diproses lewat musyawarah desa dan kelurahan, hasilnya dikirimkan pada Kementerian Sosial. “Setelah di approve Kemensos, akan dicetak 267 ribu kartu pengganti,” kata Budi.
Direktur Operasi Surat Pos dan Paket Pos PT Pos Indonesia Ismanto mengatakan, per hari ini, Jumat, 30 Agustus 2013 pukul 11 siang, baru 40 ribu RTS pengganti yang diterima pemerintah. “Data itu di input dari seluruh kantor pos di Indonesia,” kata dia.
Menurut dia, PT Pos Indonesia menunggu data pengganti itu sampai 7 September 2013. “Begitu data oke, kita langsung cetak,” kata Ismanto. “Distribusinya paling lama seminggu.”
AHMAD FIKRI