TEMPO.CO, Bangkalan - Tidak semua masyarakat di Kabupaten Bangkalan antusias mengikuti Pemilihan Gubernur Jawa Timur, Kamis besok, 29 Agustus 2013. Muh Ari, warga Desa Jaddih Timur, Kecamatan Socah, misalnya, lebih memilih berangkat mengadu nasib ke Manokwari, Papua, ketimbang datang ke tempat pemungutan suara.
"Percuma nyoblos, siapa pun gubernurnya, saya tetap harus merantau untuk cari makan," kata Ari, Rabu, 28 Agustus 2013. Ari tak berangkat sendiri. Dia juga mengajak serta anak bungsu dan menantunya ke Pulau Cendrawasih. Padahal, keduanya sama-sama mengantongi hak pilih.
Ketua Panitia Pemungutan Suara setempat, Jakfar, yang kebetulan mengantarkan undangan pilgub sempat menyarankan agar Ari menunda keberangkatnya, setidaknya sampai selesai nyoblos. Tapi yang bersangkutan menolak. "Mau gimana lagi, artinya dia golput," ujar Jakfar.
Menurut Jakfar, Ari bukan satu-satunya warga Jaddih yang memilih tidak menggunakan hak pilihnya karena berangkat merantau. "Lebih dari 200 warga di sini yang berangkat merantau jelang pilgub, mayoritas ke Papua," katanya.
Pantauan di Desa Jaddih selama masa kampanye nyaris tidak ada baliho cagub dan cawagub Jatim yang dipajang di jalan-jalan. Rama Juri, tokoh Desa Jaddih Timur, mengatakan tidak satu pun tim dari para calon gubernur datang ke desanya untuk berkampanye atau sosialisasi. Dia juga mengaku tidak tahu siapa saja calon gubernur. "Saya baru tahu ada pencoblosan karena dikasih undangan kemarin," ujarnya.
MUSTHOFA BISRI
Berita Terpopuler:
Warga Penolak Lurah Susan Juga Akan Demo Jokowi
Duit US$ 100 Terselip di Buku Pledoi Djoko Susilo
Jokowi Siap Jadi Mediator Keraton Solo, Tapi...
Ditanya Soal Sekjen ESDM, Jero Wacik Terbata-bata
Putri Jusuf Kalla Menikah, Mal Pacific Place Penuh