TEMPO.CO, Lumajang - Polisi berhasil mengidentifikasi korban mutilasi yang mayatnya ditemukan Minggu, 25 Agustus 2013 di Pantai Bambang, Desa Bagu, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Korban bernama Ngadiyani, 50 tahun, warga Dusun Curah Jero, RT 15/RW 05, Desa Grati Kecamatan Sumbersuko, Lumajang.
Kepala Kepolisian Resor Lumajang Ajun Komisaris Besar Singgamata mengatakan identifikasi mayat korban mutilasi itu berhasil diungkap berdasarkan dua data primer yakni gigi dan sidik jari korban. Selain itu juga dua data sekunder, yakni pakaian dan tanda lahir di badan yang dikenali oleh anak korban. "Berdasarkan teori identifikasi minimal 11 titik kesamaan. Tapi ini ditemukan 12 titik kesamaan," kata Singgamata, Selasa sore, 27 Agustus 2013.
Sidik jari kelingking kiri yang ditemukan, kata dia, sesuai dengan data pembanding yakni KTP Elektronik yang diperoleh dari Kantor Kecamatan Sumbersuko. Apa motif pembunuhan dan mutilasi tersebut, menurut Singgamata, baru diketahui setelah tersangkanya terungkap.
Pengungkapan identitas korban mutilasi ini melibatkan juga tim dari Kepolisian Daerah Jawa Timur. "Tim sengaja dibentuk untuk mengungkap kasus mutilasi ini," katanya kepada wartawan. Singgamata mengatakan penyidikan dilakukan secara pendekatan ilmiah (scientific crime investigation).
Mayat Ngadiyani ditemukan dalam keadaan membusuk sekitar 200 meter dari bibir Pantai Bambang. Mayat ditemukan oleh Timan, warga Dusun Rekesan Desa Bagu, Kecamatan Pasirian pada pukul 06.30, Minggu 25 Agustus 2013. Sawah Timan berupa tanah oloran.
Saat ia akan membajak dengan menggunakan mesin, ia mencium bau tidak sedap. Timan kemudian mencari sumber bau tidak sedap tersebut. Dia kemudian melihat anjing menyeret-nyeret mayat manusia tanpa kepala, tangan kanan putus sampai siku, kedua kaki putus sampai lutut.
Kejadian ini kemudian dilaporkan kepada Kepala Dusun Rekesan, Sio dan diteruskan kepada Kepala Desa Bagu serta Polsek Pasirian. Setelah dilaksanakan olah TKP dan penyisiran, ditemukan tangan kiri korban yang dibungkus tas kresek. Belakangan kemudian ditemukan juga kepala dan kedua kaki.
DAVID PRIYASIDHARTA