TEMPO.CO, Sumenep - Sejumlah calon legislator Partai Golkar dan puluhan simpatisan berunjuk rasa ke kantor Dewan Pengurus Daerah Partai Golkar Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Jumat 23 Agustus 2013. Mereka memprotes tidak diloloskan sebagai calon legislator dari partai beringin pada Pemilu Legislatif 2014 mendatang. "Pencoretan mereka tidak santun, tanpa alasan apa-apa, tiba-tiba tidak lolos," kata Koordinator Aksi, Affandi.
Selain protes, massa pendukung caleg yang dicoret dan mendesak pengurus Golkar Sumenep mengembalikan uang Rp 600 ribu sebagai syarat untuk menjadi calon. "Karena gagal nyaleg, uang pendafataran kami minta kembali, karena ketika mendaftar dijamin lolos calon legislatif," ujar Affandi.
Ketua Partai Golkar Sumenep, Iwan Budiharto menjelaskan uang Rp 600 ribu yang disetor ke partai bukan merupakan pungutan, tapi kewajiban administrasi untuk mendaftar sebagai caleg. Uang itu digunakan untuk biaya diklat fungsionaris sebesar Rp 300 ribu dan sisanya untuk pengadaan bendera dan poster. "Meski ikut diklat fungsionaris belum tentu lolos caleg karena ada proses penilaian lain," kata dia.
Iwan menyatakan akan mengembalikan uang milik 6 calon yang tidak masuk dalam daftar caleg tetap (DCT) Golkar Sumenep. "Kami kembalikan sebagai persaudaraan," ungkapnya.
Menurut Iwan, para caleg yang tidak lolos itu sebenarnya bukan kader Golkar. Mereka merupakan kader Partai RepublikaN yang hendak mencalonkan diri dari Partai Golkar. Awalnya, kata Iwan, yang mengajukan diri sebagai caleg sebanyak 8 orang. Empat di antaranya masuk dalam daftar caleg sementara. Namun yang berhasil masuk DCT hanya 2 orang dan merupakan caleg perempuan. "Yang daftar banyak, tidak mungkin diloloskan semua," kata dia.
MUSTHOFA BISRI