TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha Chairul Tanjung menegaskan tidak akan terjun ke politik praktis. Ajakan partai politik mana pun akan ditolaknya karena ia ingin berkonsentrasi di dunia usaha.
Salah satu partai yang memberikan tawaran tersebut adalah Partai Demokrat. "Saya memang telah dihubungi SBY maupun pengurus Partai Demokrat. Saya menghargai, tentu saja," kata Chairul Tanjung saat ditemui di sela acara Pesta Cak Koen di Balai Kota Surabaya, Ahad, 18 Agustus 2013.
Diakui CT--sapaan akrabnya, undangan menjadi peserta konvensi diterimanya bukan sebagai pengusaha. Tapi anggapan bahwa CT mampu menjadi kandidat presiden yang didukung Partai Demokrat.
Menurut CT, Partai Demokrat telah membuat proses demokratisasi di Indonesia berjalan begitu baik. Hanya, Ketua Komite Ekonomi Nasional ini menganggap dunia usaha masih paling pas dan cocok untuknya sementara ini. "Filosofisnya, beri saya waktu dan kesempatan untuk saya menekuni dunia usaha yang ada," katanya.
Apalagi, menurut CT, jumlah pengusaha di Indonesia yang ahli dan pribumi masih sedikit. "Kalau saya ke politik, yang jadi pengusaha siapa?" ujarnya.
CT pun mengaku belum mendapatkan izin dari keluarga untuk berpolitik. Ia juga tidak yakin kapan akan memutuskan terjun ke politik praktis. "Tuhan punya mekanisme untuk menentukan pemimpin bangsa ini, jadi kita lihat saja," ujarnya.
Bagi CT, dunia politik dan demokratisasi di Indonesia masih sangat muda, sehingga kedewasaan belum ada. Banyak orang yang maju berpolitik sering dianggap musuh oleh calon lainnya. Hal ini tentu bertentangan dengan filosofi pengusaha yang meyakini satu musuh terlalu banyak, sejuta teman terlalu sedikit.
Menurut dia, pengusaha dan politik bisa saja digabungkan. Asalkan harus memisahkan antara kepentingan negara dan pengusaha. Apabila pengusaha mau menjadi pemimpin nasional, kata CT, harus dipastikan betul dunia usaha bisa dikelola dengan baik tanpa keterlibatan yang bersangkutan. Jika tidak, rawan konflik kepentingan.
Sementara saat ini CT memiliki perusahaan yang sedang tumbuh dan berkembang, dan belum ada yang mampu menggantikannya. "Jadi, daripada saya mengurus pemerintah, sementara fokus saya di perusahaan, kan, itu tidak baik dan tidak boleh. Haram hukumnya," katanya.
Meski demikian, CT mengaku belum memberikan jawaban kepada SBY maupun Partai Demokrat terkait tawaran konvensi pencalonan presiden. Kemungkinan dia baru akan menemui SBY untuk membahas hal itu setelah menerima gelar doctor honoris causa dari Universitas Airlangga Surabaya, 26 Agustus 2013 mendatang.
AGITA SUKMA LISTYANTI