TEMPO.CO, Malang - Calon Gubernur Jawa Timur inkumben Soekarwo berdialog dengan warga Kota Malang saat kampanye terbuka di Jalan Simpang Balapan. Sejumlah warga dari berbagai profesi diajak naik ke panggung. "Silakan naik ke panggung, sampaikan uneg-uneg dan keinginan sampeyan," kata Soekarwo, Kamis 15 Agustus 2013.
Warga Merjosari bernama Nurfidah meminta Soekarwo lebih memperhatikan pelaku usaha kecil menengah dan menata pedagang kaki lima. Ia mengaku mendapat manfaat bantuan permodalan bagi pelaku usaha kecil. "Saya mendapat kemudahan, koperasi wanita kami mendapat bantuan," kata Nurfaidah.
Sedangkan Yeni, lulusan Sekolah Menengah Atas, mengaku tak bisa melanjutkan kuliah karena keterbatasan biaya pendidikan. Padahal, ia telah lulus seleksi masuk perguruan tinggi negeri. "Biaya pendidikan semakin mahal, mohon diperhatikan," ujar Yeni.
Usai seleksi, katanya, ia diminta membayar biaya pendidikan sebesar Rp 3,5 juta. Dengan sistem uang kuliah Yeni harus membayar biaya pendidikan tesebut saat daftar ulang. Namun, ia tak daftar ulang karena hanya memiliki uang sebesar Rp 2 juta.
Sementara seorang Aremania, pendukung suporter klub Arema Malang, meminta dukungan untuk mendirikan rescue Aremania. Tujuannya, untuk melatih keterampilan Aremania dalam pertolongan bencana alam. "Tim Rescue bisa memberikan pertolongan bagi daerah bencana," katanya.
Menanggapi keinginan pendukungnya, Soekarwo menyatakan pelaku UMKM akan mendapat bantuan pinjaman lunak sebesar Rp 25 juta sampai Rp 100 juta. Selain itu, juga diluncurkan bantuan tanpa bunga untuk kelompok usaha sebesar Rp 2 juta.
Sedangkan untuk pendidikan, ia mendorong pondok pesantren mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan. Targetnya, 2014 berdiri sebanyak 400 SMK di pesantren. Selain itu, mereka juga dilatih kewirausahaan agar bisa mandiri bekerja. "Lima tahun kedepan bisa terealisasi 1 juta wirausahawan," kata Soekarwo.
Kampanye terbuka ini tak banyak dihadiri pendukung Soekarwo-Saifullan Yusuf (KarSa). Panggung yang berdiri di jalur utama Kota Malang ini hanya dihadiri sekitar 300-an massa. Namun, sejumlah anak-anak juga turut hadir dan mengenakan kaos bergambar Karsa dalam kampanye tersebut.
"Bukan pelanggaran. Karena dia tak dilibatkan langsung dalam kampanye," kata Ketua Panwaslu Kota Malang, Azhari Husein. Menurutnya, pelanggaran jika anak-anak tersebut ikut berdiri di atas panggung dan terlibat langsung dalam kampanye.
EKO WIDIANTO