TEMPO.CO, Bojonegoro - Penangkapan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Rudi Rubiandini, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pada Selasa, 13 Agustus, mengagetkan para pengelola minyak dan gas di Bojonegoro, Jawa Timur.
”Saya tidak pernah menyangkanya,” kata Field Public and Government Affairs Manager Mobil Cepu Limited, Rexy Mawardijaya, kepada Tempo, Kamis, 15 Agustus 2013.
Menurut Rexy, di kalangan pengelola atau pengusaha migas, Rudi Rubiandini dikenal sebagai pria yang tegas dan jujur. Rudi beberapa kali datang ke acara di area Blok Cepu. Di antaranya menghadiri acara Tajak Sumur di Lapangan Sumur Minyak Banyuurip, Kecamatan Gayam, Bojonegoro, pada 30 April 2013. Bahkan juga pada pertengahan 2013.
Semasih menjadi anggota Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), Rudi Rubiandini juga pernah datang ke Bojonegoro bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik. Rudi juga kerap berkunjung ke Blora, Jawa Tengah.
Bagi Rexy, saat berpidato dalam acara kunjungannya ke area Blok Cepu, Rudi Rubiandini memiliki wawasan yang bagus terkait prospek migas di Indonesia pada masa mendatang. Maka, merupakan hal yang wajar karier Rudi Rubiandini moncer di dunia migas di Indonesia.
Namun, Rexy mengatakan, ditangkapnya Rudi Rubiandini oleh KPK tidak berpengaruh terhadap proyek migas di Blok Cepu. Hubungan yang terjalin selama ini adalah antarlembaga, yakni Rudi Rubiandini dalam kapasitasnya sebagai Kepala SKK Migas maupun semasih menjadi anggota BP Migas. ”Tidak ada hubungan yang bersifat pribadi,” ucapnya.
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh Presiden Direktur PT Bojonegoro Bangun Sarana (PT BBS) Dedy Affidick. ”Saya tahu persis kapasitas Rudi,” tutur petinggi ini kepada Tempo, Kamis, 15 Agustus 2013.
Dedy mengaku mengenal Rudi Rubiandini, baik sewaktu masih aktif sebagai karyawan di Mobil Cepu Limited maupun setelah memimpin PT BBS, BUMD milik Pemerintah Kabupaten Bojonegoro itu. Bahkan Dedy sudah mengenal Rudi Rubiandini sebagai adik kelasnya di jurusan perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Dedy juga mengenal Rudi Rubiandini sebagai ahli dalam soal bagi hasil migas. Hal itu tercermin ketika Rudi Rubiandini memaparkan konsepnya di hadapan para pejabat Pemerintah Kabupaten Bojonegoro pada 2009 silam.
Rudi Rubiandini pula yang mempresentasikan masalah desalinasi (proyek netralisasi dari air laut ke air tawar). Proyek tersebut diajukan untuk memenuhi kebutuhan air di Blok Cepu. Ketika itu, Rudi Rubiandini masih menjabat sebagai Direktur Lembaga Penelitian ITB.
Keterkejutan juga dikemukakan oleh Field Admin Superintendent Join Ooperating Body-Pertamina Petrochina East Java (JOB-PPEJ), Hananto Aji. Apalagi Rudi Rubiandini dikenalnya sebagai mentor teknis perminyakan. ”Saya kaget betul mendengar dia ditangkap KPK,” katanya kepada Tempo, Kamis, 15 Agustus 2013.
SUJATMIKO
Berita Terpopuler:
Malu Tidak? Istri Rudi Rubiandini Menangis
Rudi Rubiandini Dibicarakan di Milis Alumni ITB
Widjojanto: Kasus Rudi Terbesar dalam Sejarah KPK
24 Jam Kerja Tim KPK di Kantor Rudi Rubiandini
Kasus Rudi Rubiandini, Ini Profil Kernel Oil