TEMPO.CO, Lamongan - Kepolisian Resor Lamongan hingga kini belum mencabut status siaga satu di Kecamatan Paciran, Lamongan, dan sekitarnya. Pertimbangannya, situasi di lapangan masih memungkinkan terjadi gejolak menyusul bentrokan warga dengan kelompok Front Pembela Islam. “Kami belum cabut status siaga satu,” ujar juru bicara Kepolisian Resor Lamongan, Ajun Komisaris Umar Dami, kepada Tempo, Rabu, 14 Agustus 2013.
Umar mengatakan status siaga satu itu membuat polisi masih menempatkan personelnya di sejumlah titik yang dianggap rawan. Di antaranya di Dusun Dengok, Desa Kandang Semangkon, dan di Kampung Gowah, Kelurahan Blimbing, Kecamatan Paciran, Lamongan.
Sebanyak satu kompi atau 100 personel Brigade Mobile sudah ditempatkan di Paciran sejak hari Senin, 12 Agustus.
Kepolisian Resor Lamongan juga akan menggelar operasi penjualan minuman keras dan obat-obatan terlarang di jalur Pantai Utara. Lokasinya, mulai dari Jalan Daendles yang membentang dari Kecamatan Paciran hingga ke Kecamatan Brondong, dengan panjang sekitar 15 kilometer.
Di beberapa titik di jalur Pantura, terutama di toko dan warung di sekitar daerah Wisata Bahari Lamongan (WBL) dan Goa Maharani and Zoo, banyak diperjualbelikan minuman keras. Kondisi inilah yang kerap memicu terjadinya sweeping yang dilakukan anak-anak muda dari Front Pembela Islam Lamongan. “Sasarannya, ya, itu,” kata Umar Dami.
Komandan Subden III Detasemen C Satrimob Kepolisian Daerah Jawa Timur, di Bojonegoro, Ajun Komisaris Edy Suyono, mengatakan dua kompi Brimob yang bertugas di dua tempat berbeda di Lamongan akan dirotasi setiap saat. Brimob Bojonegoro berjaga di Kecamatan Paciran, dan sebaliknya, personel satu kompi Brimob Polda Jawa Timur di Surabaya kembali berjaga di Kota Lamongan.
SUJATMIKO