TEMPO.CO, Lamongan - Lurah Blimbing, Kecamatan Paciran, Lamongan, Toha Mansyur, mengatakan bentrok warga dengan kelompok Front Pembela Islam Lamongan pada Minggu malam dan Senin dinihari kemarin dipicu oleh kejadian sepele, yaitu orang meludah.
“Dari meludah di sembarang tempat itulah yang memunculkan aksi berubah jadi rentetan kejadian,” kata Toha kepada Tempo, Selasa, 13 Agustus 2013.
Pada malam Lebaran, tepatnya Rabu malam 7 Agustus, puluhan orang pawai keliling kampung dengan takbiran menyambut hari raya. Di saat bersamaan di Jalan Raya Blimbing, Paciran, juga tengah digelar malam takbiran, yang di antaranya diikuti sejumlah pemuda, organisasi kemasyarakatan dan anak-anak kampung, dari beberapa desa di Kecamatan Paciran dan Kecamatan Brondong.
Di antara kerumunan itu, terdapat belasan anak-anak muda duduk-duduk di pinggir Jalan Raya Blimbing, tak jauh dari ada rental play station (PS) yang dikelola Eko. Tak berapa lama, ada rombongan yang diduga anggota FPI, lewat di Jalan Raya Blimbing.
Saat itu, di antara kerumunan pemuda di pinggir jalan itu tiba-tiba ada yang meludah ke arah belasan anak muda yang lewat. Ludah yang muncrat itu diketahui oleh para pemuda yang beriring-iringan di jalan yang kemungkinan juga anggota FPI.
Rupanya, ludahan itu membuat marah. Salah satunya lalu menanyakan siapa yang meludah. Akan tetapi, pemuda di pinggir jalan tidak ada yang mengaku dan sempat terjadi cekcok mulut. Setelah tidak ada pengakuan perihal yang meludah, para anggota FPI pergi meninggalkan kerumunan.
Tak selesai sampai di situ, berapa jam kemudian, sekitar pukul 21.00, belasan anggota FPI datang lagi beriring-iringan ke Jalan Raya Blimbing. Di tempat itu, sudah tidak ada pemuda yang dicari. Belasan pemuda itu, lalu mendatangi rental PS yang tak jauh dari lokasi. Di sana mereka kemudian, menanyakan soal aksi meludah.
Singkatnya, begitu tiba di lokasi, pintu masuk ke rental PS digedor-gedor. Ada lima orang masuk di ruangan. Dua menggunakan helm, dua orang bercadar dan satu lagi tanpa penutup muka dan melengkapi dengan senjata tajam.
Di tempat rental PS, mereka bertemu sejumlah orang dan langsung menganiaya. Belakangan, diketahui tiga orang korban penganiayaan bernama Agus Langgeng, Sampurno dan Zaenul Efendi. Mereka mengalami luka senjata tajam dan lebam akibat dipukul dan ditendang.
Penganiayaan itu berimbas menjadi balas dendam dan saling serang kelompok warga dan FPI.
SUJATMIKO