TEMPO.CO, Lamongan - Mantan aktivis pembela perjuangan warga Afganistan dan Moro, Ali Fauzi, mengaku pernah membina anggota Front Pembela Islam di Paciran, Lamongan. Bahkan, mereka juga pernah meminta untuk diajari merakit bom.
"Tapi saya menolak," ujar lelaki berumur 43 tahun itu kepada Tempo, Selasa, 13 Agustus 2013. Ali Fauzi, adik dari terpidana mati Bom Bali I, yaitu almarhum Amrozi dan Ali Ghufron ini, menolak mengajari karena dia menganggap kondisi umat Islam di Lamongan dan sekitarnya sudah kondusif sehingga tidak diperlukan berjuang dengan meledakkan bom. "Ya, saya tolak. Dan mereka memahami argumen saya."
Merakit bom, kata Ali Fauzi lagi, bisa dipelajari dan diajarkan jika kondisinya memungkinkan. Misalnya, ketika dia menjadi aktivis di Afganistan dan di Moro. Tujuannya jelas, yakni membela agama dari ancaman musuh. "Tetapi, ketika kondisi masyarakat aman dan kondusif, tidak perlu belajar merakit bom. Jadi, peruntukannya jelas," ujarnya.
Maka yang dia lakukan terhadap anggota FPI hanya pembinaan mental dan agama. Dia mengajarkan pelajatan ketauhidan, hadis, tarikh (sejarah Islam), dan peningkatan beribadah. Aktivitas belajar mengaji anggota FPI Paciran berjalan antara 2008 hingga tahun 2009. Bahkan, para anggota FPI Paciran ini dikenal militan. Ali Fauzi merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al Islam, Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan.
Di antara para aktivis FPI itu, terdapat teman-temannya dari Pondok Pesantren Yayasan Taman Pengetahuan di Kertosono, Nganjuk, yaitu dua bersaudara bernama Anshor dan Umar Farouk (keduanya aktivis FPI Lamongan), yang tercatat sebagai teman dan adik kelas saat belajar di pondok pesantren. (Baca: Bentrok FPI Lamongan Ramai di Linimasa Twitter)
Ali Fauzi berpendapat keberadaan FPI di Kecamatan Paciran dan Brondong, Lamongan, sebenarnya bisa bermanfaat yakni bisa menjadi penyeimbang maraknya prostitusi, peredaran narkotik dan minuman keras di daerah tersebut. Hanya, Ali Fauzi juga tidak setuju dengan tindakan keras seperti perusakan, penganiayaan, dan sweeping.
Dukungan yang sama disampaikan Lurah Blimbing, Kecamatan Paciran, Toha Mansyur, bahwa ada sisi lain yang positif untuk gerakan organisasi kemasyarakatan seperti memerangi penjualan minuman keras, peredaran obat-obat terlarang, dan seterusnya. "Positifnya di sana," katanya yang dihubungi Tempo, Senin sore, 12 Agustus 2013.
SUJATMIKO