TEMPO.CO, Jakarta--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan Al-Quran memberikan perhatian sangat tinggi terhadap perlindungan hak asasi manusia. "Al-Quran mengakui hak asasi manusia sebagai hak yang tidak dapat dikebiri," kata SBY, dalam peringatan Nuzulul Quran 1434 Hijriah, di Istana Negara, Jakarta, Jumat malam, 26 Juli 2013.
Menurut SBY, jauh sebelum pengukuhan Deklarasi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1948 lalu, sejak abad ke-7 Masehi, Al-Quran telah menempatkan manusia sebagai makhluk yang terhormat dan mulia.
"Al-Quran memberikan perlindungan dan penghormatan terhadap setiap manusia tanpa kecuali," ujar dia. Adapun Islam, SBY menambahkan, mengajarkan untuk mengasihi dan menyayangi sesama. "Bahkan kepada mereka yang berbeda keyakinan sekalipun."
SBY menjelaskan, hak asasi manusia tidak bisa dicabut atau dikurangi oleh siapapun. Hak asasi bersifat permanen, kekal, dan tidak boleh diubah atau dimodifikasi. "Hak asasi manusia dalam Islam mengandung prinsip dasar tentang persamaan, kebebasan, dan penghormatan terhadap sesama."
Menurut dia, Islam juga mengakui dan menjamin hak serta kebebasan menyampaikan pendapat. Namun, ia melanjutkan, kebebasan berpendapat dalam Islam bukan kebebasan yang tanpa batas. "Tetapi kebebasan yang memiliki etika, tanggung jawab, dan aturan yang jelas."
Islam, kata SBY, menganjurkan umatnya untuk menyuarakan kebenaran dan keadilan. "Di sinilah konsep kebebasan memiliki pertautan dengan hukum dan moralitas," ujar Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan era Presiden Megawati Soekarnoputri ini.
Dalam konteks kehidupan di Indonesia, menurut SBY, setiap elemen bangsa harus benar-benar sadar bahwa di atas kebebasan, ada hukum. Dan, di atas kebebasan serta penegakan hukum, ada etika.
"Kebebasan dan hukum akan memperkokoh semangat kebangsaan dan kerakyatan, sementara etika merupakan pesan ketuhanan dan kemanusiaan," ucap SBY.
PRIHANDOKO
Berita terkait:
FPI: SBY yang Harus Menahan Diri
SBY: FPI Kehilangan Makna Ramadan
SBY Minta Polisi Tindak Tegas FPI