Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kasus Cebongan, Organ Keraton Dituding Hina Sidang

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Sejumlah ormas menggelar aksi mendukung Kopassus ketika dilaksanakan sidang perdana kasus penyerangan Lapas 2B Cebongan di halaman Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta, Bantul, Yogyakarta (20/6). ANTARA/Sigid Kurniawan
Sejumlah ormas menggelar aksi mendukung Kopassus ketika dilaksanakan sidang perdana kasus penyerangan Lapas 2B Cebongan di halaman Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta, Bantul, Yogyakarta (20/6). ANTARA/Sigid Kurniawan
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta- Keterangan saksi tambahan persidangan kasus Cebongan, Komandan Paksi Katon Muhammad Suhud pada 19 Juli lalu diduga menghina pengadilan atau contempt of court. Lantaran Suhud mengajak terdakwa Sersan Dua Ucok Tigor Simbolon untuk membasmi kelompok Hendrik Angel Sahetapy (Deki) yang masih tersisa.

Bahkan Suhud mewacanakan aksi penembakan misterius (petrus) digalakkan lagi. “Membunuh tanpa proses hokum itu adalah perbuatan melawan hukum. Dan itu diucapkan di pengadilan yang merupakan simbol penegakan hukum dan keadilan. Itu bisa diduga itu contempt of court,” kata Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia Yogyakarta Andi Surya Awaludin, Sabtu 20 Juli 2013.

Saat Suhud menjadi saksi tambahan yang dihadirkan penasehat hukum terdakwa Ucok, Serda Sugeng Sumaryanto, dan Kopral Satu Kodik, dia menceritakan sepak terjang kelompok Deki. Menurut Suhud, kelompok Deki berjumlah 14 orang. Mereka dikenal membuat ulah yang meresahkan masyarakat Yogyakarta sejak 2000.

Lantaran itu pula, Paksi Katon pun dibentuk untuk membantu melakukan pengamanan. "Ada 10 kasus kelompok Deki yang diproses, tapi 11 kasus tidak diproses. Mulai dari pembunuhan, pemerasan, pemerkosaan. Dia itu raja tega," kata Suhud.

Namun sejak Ucok menembak mati Deki dan tiga temannya pada 23 Maret 2013 lalu di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB Cebongan, Yogyakarta, menurut Suhud, Yogyakarta yang awalnya trintim (menakutkan), kini membaik. Alasannya, para preman gantian tiarap. Suhud mengatakan, penarik becak yang awalnya hanya dapat penghasilan Rp 10 ribu-Rp 15 ribu, kini meningkat menjadi Rp 30 ribu-Rp 35 ribu per hari. Sebab, kata dia, turis asing takut keluar malam karena ulah kelompok Deki. "Sayangnya saudara Ucok hanya menembak empat orang. Padahal semuanya 14 orang. Kalau nanti selesai menjalani hukuman, mari habisi bersama (sisa 10 orang)," kata Suhud.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hakim Ketua Letkol Chk Joko Sasmito pun sempat mempertanyakan klaim Paksi Katon yang mengatasnamakan masyarakat Yogyakarta. Lantaran penasehat hukum mengajukan Paksi Katon sebagai elemen masyarakat Yogyakarta yang dianggap tahu tentang kondisi keamanan Yogyakarta sebelum dan setelah kasus penembakan di lapas Cebongan. "Apakah organisasi saksi mencerminkan seluruh masyarakat Yogyakarta," tanya Joko.

Paksi Katon adalah organ pengamanan keraton Yogyakarta yang bersifat sipil. Selama ini mereka memberikan dukungan terhadap para terdakwa Komando Pasukan Khusus yang dianggap pahlawan.

Joko kembali menanyakan soal jumlah anggota Paksi Katon. Lantaran saban hari mereka ada di persidangan kasus Cebongan. Menurut Suhud, jumlah total sekitar 500 orang. Sedangkan yang mengamankan persidangan ada 35 orang. "Lalu siapa yang mendanai. Kan tiap hari di sini (pengadilan militer)," kata Joko. Suhud berkilah, bahwa selama ini anggotanya rela swadaya mengeluarkaan dana sendiri. Baik untuk makan atau pun uang bensin. "Enggak tahu nanti kalau selesai sidang," kata Suhud.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Bootcamp TNI AD to Gen Z, Mencetak Generasi Muda Pancasila

1 Agustus 2023

Wakil Kepala Staf TNI Angatan Darat Letnan Jenderal TNI Agus Subiyanto, S.E., M.Si. membuka kegiatan Bootcamp TNI AD to Gen Z di Markas Kopassus Cijantung, Jakarta Timur, Selasa, 1 Agustus 2023. Dok. TEMPO
Bootcamp TNI AD to Gen Z, Mencetak Generasi Muda Pancasila

Bootcamp TNI AD to Gen Z merupakan bagian dari rangkaian kegiatan "Bersama Merawat Kebangsaan" yang diselenggarakan oleh TNI Angkatan Darat.


Permintaan Terakhir Alex Kawilarang Pendiri Komando Pasukan Khusus TNI AD atau Kopassus

6 Juni 2023

Alex Kawilarang. wikipedia.org
Permintaan Terakhir Alex Kawilarang Pendiri Komando Pasukan Khusus TNI AD atau Kopassus

Alex Kawilarang sosok di balik cikal bakal berdirinya Komando Pasukan Khusus TNI AD atau Kopassus. Ini permintaan terakhirnya, 23 tahun lalu.


Tugas-tugas dan Fungsi Kopassus

16 April 2023

Aksi prajurit Kopassus melompat untuk menghancurkan papan dalam peringatan HUT ke-67 Kopassus di Mako Kopassus Cijantung, Jakarta, Rabu, 24 April 2019. ANTARA
Tugas-tugas dan Fungsi Kopassus

Kopassus yang genap 71 tahun di 16 April 2023 merupakan pasukan yang dipilih, dilatih dan dipersenjatai secara khusus untuk merebut sasaran strategis.


Kilas Balik 16 April: Sejarah Berdirinya Kopassus

16 April 2023

Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus yang baru Brigjen TNI Mohammad Hasan (kanan depan) dan Pejabat Lama Danjen Kopassus Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa (kiri depan) berfoto bersama saat upacara penyerahan satuan Kopassus di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta, Kamis, 10 September 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kilas Balik 16 April: Sejarah Berdirinya Kopassus

Pada 16 April 1952, Kolonel A.E. Kawilarang mendirikan Kesko Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT), cikal bakal Kopassus atau Korps Baret Merah


16 April, HUT Kopassus TNI AD Mengingat Jasa Slamet Riyadi dan AE Kawilarang

16 April 2022

Atraksi anggota kopasus saat upacara penyematan brevet komando kepada KSAD Jenderal TNI Mulyono di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta, 25 September 2015. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
16 April, HUT Kopassus TNI AD Mengingat Jasa Slamet Riyadi dan AE Kawilarang

Setiap 16 April diperingati sebagai HUT Kopassus TNI AD tak bisa dipisahkan dari peristiwa 72 tahun lalu. Slamet Riyadi dan AE Kawilarang pelopornya.


Jaya Tim Mawar di Era Jokowi

8 Januari 2022

Jaya Tim Mawar di Era Jokowi

Mayjen Untung Budiharto memiliki catatan kelam saat menjadi penculik aktivis prodemokrasi bersama Tim Mawar Kopassus pada 1997-1998.


Mutasi TNI AD, Danjen Kopassus Upacara Serah Terima Kesatuan

23 Maret 2018

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto didampingi KSAD Jenderal TNI Mulyono (kiri) dan Danjen  Kopassus Mayjen TNI Madsuni meneriakkan yel-yel seusai penyematan Brevet Komando Kopassus di Mako Kopassus, Cijantung Jakarta, 18 Desember 2017. Panglima TNI resmi menjadi warga kehormatan Korps Baret Merah. ANTARA FOTO
Mutasi TNI AD, Danjen Kopassus Upacara Serah Terima Kesatuan

Dari Danjen Kopassus, Madsuni kini Panglima Kodam XIII Merdeka di Manado Sulawesi Utara.


Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

22 Mei 2017

TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat kembali membuka pendaftaran calon peserta Ekspedisi NKRI 2017.


HUT Kopassus Ke-65, Panglima TNI Banggakan Keberhasilan Operasi

17 April 2017

Pasukan Kopassus TNI AD mengikuti geladi upacara Peringatan HUT ke-70 TNI di Dermaga Indah Kiat, Merak, Cilegon, Banten, 3 Oktober 2015. ANTARA/Yudhi Mahatma
HUT Kopassus Ke-65, Panglima TNI Banggakan Keberhasilan Operasi

Panglima TNI memberikan penghargaan secara simbolis kepada sejumlah prajurit Kopassus yang telah gugur.


Panglima Australia Janji Selidiki Materi yang Hina Pancasila

4 Januari 2017

Presiden Jokowi merayakan Hari Pahlawan bersama Prajurit Kopassus di Cijantung, Jakarta, 10 November 2016. Istman/Tempo
Panglima Australia Janji Selidiki Materi yang Hina Pancasila

Panglima Tentara Australia Marsekal Mark Binskin segera menyelidiki materi latihan militer yang dinilai menghina Indonesia dan Pancasila.