TEMPO.CO, Jakarta - Front Pembela Islam mengklaim bila penutupan lokalisasi secara sepihak di Kendal, Jawa Tengah, adalah tindakan yang sudah seharusnya mereka lakukan. Bahkan, menurut juru bicara Front Pembela Islam, Muchsin, penutupan itu merupakan dakwah.
"Kami kan dakwah," ujar Muchsin, Jumat, 19 Juli 2013. "Namanya prostitusi, semua tidak ada yang setuju. Anda setuju dengan prostitusi? Bagaimana jika Anda punya keluarga, suami Anda ke tempat prostitusi. Anda setuju?" katanya balik kepada Tempo. "Semua agama tidak menyetujui prostitusi."
Dalam kisruh di Kendal, Muchsin mengatakan, yang diperjuangkan FPI adalah penutupan lokalisasi di bulan puasa. Menurutnya, FPI merasa ikut bertanggung jawab atas kemaksiatan itu. Terutama karena tempat prostitusi tidak juga tutup di bulan Ramadan. "Apalagi FPI sebagai salah satu pengawas penegakan hukum," kata Muchsin. "Front pun berinisiatif bertindak cepat. Ini akumulasi, jangan disalahkan," kata dia.
Muchsin menolak dianggap telah melakukan sweeping. Dia menganggap semua itu terjadi secara spontan karena tidak ada tindakan dari penegak hukum. Sementara tentang tindakan FPI yang kerap meresahkan dan membuat warga panik, Muchsin menjawab lugas. "Mereka takut, karena media kadang-kadang tidak berimbang, menghakimi FPI."
Dia juga menanggapi isu pembubaran FPI. "FPI tidak usah dibubarkan. FPI akan bubar sendiri kalau pemerintah melaksanakan. Itu hanya masyarakat," katanya.
Sebelumnya, kekerasan antara warga dengan massa FPI terjadi di Sukorejo, Kabupaten Kendal, Kamis, 18 Juli 2013 sekitar pukul 14.00. Penyebabnya, mobil yang ditumpangi massa FPI menabrak pengendara sepeda motor. Akibatnya, minibus Toyota Avanza FPI dibakar warga dan puluhan massa FPI sempat terkepung di masjid dekat alun-alun Kendal. Sebelum itu, penumpang mobil sempat bersitegang dengan masyarakat di alun-alun Sukorejo.
FEBRIANA FIRDAUS
Berita Terpopuler:
Ansor: Berlagak Jagoan, Warga Lawan FPI
Begini Kronologi Bentrok FPI di Kendal
7 Bisnis Spektakuler Incaran Yusuf Mansur
Dahlan Iskan:Yusuf Mansur Mau Beli Bank Muamalat
Dahlan: Saya Tak Mau Nama Yusuf Mansur Jelek