TEMPO.CO, Bandung -Kepolisian Daerah Jawa Barat mencatat sedikitnya ada 815 titik rawan kemacetan saat musim mudik Lebaran tahun ini. Sebanyak 469 titik terdapat di jalur utara, tengah dan selatan. Sisanya, 336 titik ,di jalur penyangga ketiga jalur mudik.
Tahun lalu pada H-3 (tiga hari jelang Lebaran) tercatat 1,8 juta kendaraan melintasi jalur mudik (Jawa Barat), tahun ini jumlahnya diperkirakan bisa bertambah. Padahal kekuatan jalan cenderung tetap. "Semua titik rawan macet, kecelakaan dan kriminal sudah kami identifikasi," kata Kepala Polda Jawa Barat Inspektur Jenderal Suhardi Alius di kantornya, Kamis 11 Juli 2013.
Polisi Jawa Barat sudah menyiapkan antisipasi baik dari teknik maupun jumlah personel, seperti kanalisasi dan pagar betis pasar tumpah di jalur mudik, contra flow, pengalihan arus, maupun buka-tutup jalan. "Personel di jalur mudik akan siaga 20 jam. Warga diminta bersedia mematuhi arahan petugas dan rambu lalu-lintas," kata Suhardi.
Kepala Bidang Humas Komisaris Besar Martinus Sitompul menambahkan, merujuk pengalaman tahun lalu, kemacetan di jalur mudik Jawa Barat utamanya terjadi akibat kesibukan pasar tumpah dan bubaran pekerja pabrik pada saat-saat tertentu. Penyempitan jalan/jembatan serta antrean kendaraan di pompa-pompa bensin dan rumah makan. Juga akibat molornya perbaikan jalan/jembatan.
"Pasar tumpah di jalur mudik di jalur Pantura 23 titik. Titik area bubaran pekerja pabrik paling banyak di jalur selatan, ada 5 titik. Titik-titik penyempitan jalan di jalur selatan ada 6 titik,"kata Martinus.
Jumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) terbanyak di jalur utara, 79 titik. Rumah makan di jalur selatan 106 titik.
Kemacetan arus mudik paling parah selama ini terjadi di jalur Cikampek-Mutiara-Jomin dengan panjang macet rata-rata 5 kilometer dan durasi minimal 3 jam. Di jalur Ciasem-Patok Beusi-Subang-Indramayu kemacetan bisa mencapai 10 kilometer selama 12 jam. Di jalur Indramayu-Cirebon sepanjang 3 kilometer kemacetan bisa mencapai 2 jam.
"Nagreg-Limbangan-Gentong-Ciawi biasa macet mulai H-3. Ini akibat penyempitan jalan di Cikaledong (ujung turunan Nagreg), pasar tumpah, struktur jalan yang berkelok-kelok," kata Martinus.
Catatan Tempo, sejak dioperasikannya jalur Lingkar Nagreg, kemacetan arus mudik dan wisatawan juga acap terjadi berlarut-larut di jalur selepas Nagreg-Kadungora-Leles-Garut.
ERICK P. HARDI