TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia menyatakan banyak laporan ihwal sejumlah pimpinan stasiun televisi yang memanfaatkan medianya untuk kepentingan politik sendiri menjelang pemilihan presiden 2014. “Pengaduan terbanyak soal iklan politik,” kata Ketua KPI Mochamad Riyanto kepada Tempo, Selasa malam, 2 Juli 2013.
Dalam catatan Tempo, ada tiga bos televisi yang juga petinggi partai politik yang bakal ikut bertarung dalam pemilihan presiden mendatang. Mereka adalah Aburizal Bakrie, pemilik TV One dan ANTV; Hary Tanoesoedibjo, pemilik televisi Media Nusantara Citra Group yang menaungi RCTI, MNC TV, dan Global TV; serta Surya Paloh, pemilik Media Group yang menaungi Metro TV.
Dalam beberapa bulan ini, ketiga tokoh tersebut terlihat kerap muncul dalam tayangan televisi milik mereka dalam beragam format. Ada yang dalam bentuk pemberitaan, ada yang berupa iklan politik.
Selasa kemarin, di depan ribuan kader Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) di Hotel Grand Mercure, Jakarta, Hary Tanoe mendeklarasikan diri sebagai calon wakil presiden dari partai itu. Ketua Umum Partai Hanura juga mendeklarasikan diri sebagai calon presiden 2014. Keduanya tak menghiraukan rendahnya elektabilitas atau tingkat keterpilihan seperti dilansir hasil survei enam bulan terakhir. “Kami tidak berangkat dari hasil survei yang macam-macam itu,” kata Wiranto. (Baca: Kongkalikong RCTI Sokong Hanura Ada di YouTube)
Dalam diskusi dengan sejumlah wartawan senior bertajuk “Independensi Newsroom di Masa Pemilu” di Kantor Dewan Pers, Selasa kemarin, Ketua Dewan Pers Bagir Manan meminta media, khususnya televisi, menjaga marwah independensi menjelang Pemilu 2014. “Banyak masyarakat mulai mempertanyakan independensi media, terutama yang dimiliki tokoh politik,” ujar Bagir.
Peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia, Adjie Alfaraby, mengatakan potensi bos media memanfaatkan jaringan televisinya untuk kepentingan politik sangat besar. “Kalau untuk popularitas memang berpengaruh signifikan,” ucapnya. (Baca: Independensi Media Rentan dari Intervensi Parpol)
Pemimpin Redaksi MNC TV, Ray Wijaya, menegaskan, pemilik stasiun tidak bisa memaksakan acara tertentu demi kepentingan politiknya. “Iklan politik dalam program berita juga minim,” kata dia. (Baca: KPI Ingin Klarifikasi Hari Tanoesoedibjo)
Adapun Pemimpin Redaksi Metro TV, Putra Nababan, enggan menanggapi ihwal sorotan bahwa Surya Paloh memanfaatkan stasiun televisi berita itu untuk kepentingan politiknya. Wakil Pemimpin Redaksi TV One Totok Suryanto mengatakan iklan calon presiden Aburizal Bakrie di TV One sudah sesuai dengan prosedur.
FRANSISCO ROSARIANS | ERWAN HERMAWAN | ANTON A
Topik Terhangat:
Tarif Progresif KRL | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak? | Puncak HUT Jakarta
Berita Terpopuler:
3 Insiden Memalukan Saat SBY di Akademi TNI
SBY Minta Video Wonderful Indonesia Distop
Beli Mobil, Ini Daftar Yang Wajib Dicek
Teman Wartawati Korban Perkosaan Bantah Polisi