TEMPO.CO, Yogyakarta - Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Rimawan Pradiptyo, mengritik ketidaksiapan penyaluran pembagian bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM). “Pemerintah tak punya basis data yang kuat sehingga muncul persoalan penyaluran BLSM,” kata Rimawan Selasa 25 Juni 2013. Misalnya, identifikasi rumah tangga penerima bantuan yang tak tepat sasaran.
Kritik yang sama dilontarkan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta, partai yang menentang program bantuan ini. “Ini kebijakan yang mempermainkan masyarakat,” kata anggota Komisi D DPRD DIY ini. Menurut dia, pemerintah tak punya persiapan matang menyalurkan bantuan, dan tak berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Dampaknya: jadwal kacau.
Di Kota Yogyakarta tak semua penerima bantuan pada hari pertama mengambil ke Kantor Pos karena tak tahu jadwal, misalnya 300 warga Gedongtengen. “Informasinya penyaluran disampaikan pada Jumat sore. Tak semua warga tahu,” kata Wakil Kepala Kantor Pos Besar Yogyakarta, Agung Satriyono.
Petugas kantor pos menempel jadwal penyaluran bantuan di tiap kelurahan Senin 24 Juni 2013. “Jadwal tidak bisa ditempel karena belum seluruh warga DIY memperoleh kartu jaminan sosial,” ujar Agung. Tapi, katanya, penyaluran BLSM pada hari pertama mencapai 80 persen atau 978 orang dari total keseluruhan pemegang kartu sebanyak 1.351 orang.
Di Surakarta, Jawa Tengah, Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, mengadu ke kantor kelurahan karena tak mendapat bantuan BLSM, Selasa 25 Juni 2013. Mereka mengusung poster bertulisan: "BLSM adem menyakitkan", "Balsem panas menyehatkan". "Ada yang pengangguran, pengemis, dan petugas parkir yang tidak dapat," ujar Bendahara RT 1 RW 4 Kelurahan Timuran, Suparto.
Malah, katanya, di RT 2 RW 4 Timuran, ada istri pensiunan pegawai badan usaha milik negara yang mendapat BLSM. "Dia sudah naik haji," katanya. Dia menilai pendataan penerima bantuan asal-asalan.
Tapi Lurah Timuran Marnoto tak bisa menjanjikan warganya bisa masuk dalam daftar penerima. Sebab program ini tak melibatkan perangkat kelurahan. "Siapa yang dapat, siapa yang tidak dapat, saya tidak tahu," katanya.
Kepala Kantor Pos Surakarta, Winarto, tak bisa berbuat apa-apa. "Kami hanya mencetak, mendistribusikan kartu, dan menyalurkan sesuai data," ujarnya. Di Surakarta ada 29 ribu penerima bantuan.
Di Kota Magelang, Jawa Tengah, Kantor Pos malah belum bisa memastikan penyaluran bantuan itu. "Saat ini kami belum mendapatkan informasi apa pun soal penyaluran BLSM," kata Manager SDM Kantor Pos Kota Magelang, Harjuno. “Kami belum melakukan persiapan apapun.”
SHINTA MAHARANI | UKKY PRIMARTANTYO | OLIVIA LEWI PRAMESTI