TEMPO.CO, Yogyakarta -Master plan Sabo Dam, di sungai-sungai lereng Merapi, akan dikaji ulang. Sebab, keberadaannya sudah tidak sesuai kondisi alam, yang jika terjadi erupsi, materialnya sangat banyak.
Menurut Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, rencana awal itu sudah tidak sesuai kondisi terkini. Pejabat Pembuat Komitmen Penanggulangan Lahar Gunung Merapi, Dwi Purwantoro, mengatakan desain awal akan dibangun 279 sabo dam. Namun baru terealisasi 244 unit. "Sisanya akan dibangun setelah review master plan selesai," kata dia, Minggu (16/6).
Dia menambahkan, daya tampung sabo dam yang diperhitungkan awal pembuatan rekomendasi teknis, kini tidak sesuai lagi. Sabo dam yang telah dibangun, rata-rata berkapasitas 80 rini meter kubik. Maka total daya tampung dari 244 unit sabo hanya sebesar 20 juta meter kubik material Merapi.
Padahal, jumlah material Merapi pasca erupsi 2010 yang masih ada, sekitar 70 juta meter kubik. Perhitungan itu meleset, karena sebelum erupsi 2010, material yang keluar dari gunung hanya 5 juta sampai 10 juta meter kubik. Pada erupsi 2010, Merapi mengeluarkan sekitar 140 juta meter kubik, tersebar di seluruh lereng, mayoritas di Kali Gendol. "Kami hanya berharap, sisa material itu tidak turun bersamaan dalam jumlah besar," kata dia.
Fungsi sabo dam, tanggul yang dimanfaatkan untuk jembatan, juga untuk menahan laju maaterial. Sehinggaa tidak melebar ke perkampungan warga. Di setiap dam sabo, dibuat lubang-lubang untuk mengalirkan material kecil ke sungai di bawahnya (hilir). "Dari sisi ekononi, material juga merata sampai hilir, karena dibuat lubang,” kata dia.
Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jaringan Sumber Air, Dwi Cahyo Handono, menambahkan upaya antisipasi banjir lahar, satu di antaranya dengan rehabilitasi sabo dam. Pada proyek 2012-2013, ada tiga paket pekerjaan yang disiapkan, dengan alokasi anggaran Rp 602,3 miliar. Sasarannya 38 lokasi, tersebar di Kabupaten Sleman, Magelang, dan Boyolali. Namun realisasinya melebihi target, yaitu sebanyak 42 lokasi.
"Kegiatan rehabilitasi diprioritaskan pada empat hal. Yaitu sabo dam yang berfungsi sebagai jangkar, irigasi penangkap air, pelindung jembatan, dan terakhir sabo yang hanya mengalami kerusakan pada bagian sub," kata dia. MUH SYAIFULLAH
Berita Selanjutnya
Sistem E-Katalog Versi 6.0 LKPP Resmi Meluncur
4 menit lalu
Artikel Terkait
-
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini
-
Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan
-
Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman
-
Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang
-
Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya
Rekomendasi Artikel
Video Pilihan
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini
8 hari lalu
Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.
Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan
23 hari lalu
Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.
Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas
24 hari lalu
Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.
Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman
26 hari lalu
Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.
Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang
33 hari lalu
PHDI menggelar Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, di Kaliurang Park, Hargobinangun, Pakem, Sleman
Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya
36 hari lalu
Gerahnya suhu cuaca di Yogyakarta itu dirasakan warga menyusul makin jarangnya hujan turun terutama di wilayah perkotaan.
Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo
45 hari lalu
Upacara adat yang digelar Keraton Yogyakarta ini merupakan tradisi ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan alam
Gunung Merapi Keluarkan 143 Kali Guguran Lava dalam Sepekan
54 hari lalu
Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava 143 kali ke arah selatan dan barat daya sejak sejak 26 Januari - 1 Februari 2024.
Hujan Abu Vulkanik Gunung Merapi Melanda Boyolali dan Klaten, Ini Rekomendasi ke Warga
22 Januari 2024
Terkait kondisi terkini di Gunung Merapi, pemerintah setempat telah mengeluarkan beberapa rekomendasi.
Hujan Abu Landa Kawasan Lereng Pasca Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas
21 Januari 2024
Awan panas guguran Gunung Merapi har ini, Minggu 21 Januari 2024, terjadi setidaknya empat kali dari pukul 00.00 hingga 19.30 WIB