TEMPO.CO, Jakarta -Badan Narkotika Nasional (BNN) menggagalkan penyelundupan narkotika golongan I jenis sabu dari India. Kepala Deputi Pemberantasan Narkoba BNN Inspektur Jenderal Benny Joshua Mamoto mengatakan sabu seberat 461,3 gram itu diselundupkan dalam paket kiriman berisi onderdil Iron Poli.
"Modusnya cukup unik, paket sabu dari India ini masuk ke Indonesia diselundupkan di dalam onderdil cakram," kata Benny dalam konferensi pers di gedung BNN, Senin 3 Juni 2013. Menurut dia, BNN selalu melakukan pemeriksaan mendalam kepada paket kiriman dari India atau Malaysia. "Kami teliti menggunakan X-ray, ternyata di dalamnya ada cakram, dalam cakram itu ada warna lain kebiru-biruan dan ada perbedaan rongga," ujarnya.
Paket kiriman itu ditujukan pada Budi Hermawan di Perumahan Pondok Jati Blok AF 14 Sidoarjo, Jakarta Timur. "Petugas kemudian melakukan control delivery dan mengamankan seorang wanita berinisial F yang menerima paket tersebut, pada Kamis 23 Mei 2013," kata Benny.
Kepada petugas, F mengaku menerima paket itu karena perintah dari suaminya berinisial P. Alamat yang ditujukan di paket tersebut merupakan alamat perusahaan tempat F bekerja. "Pukul 12.00, petugas menangkap P saat mengampil paket tersebut," ujarnya.
Tersangka P mengaku menerima paket tersebut atas perintah JA. P juga mengaku hanya memberikan alamat saja kepada JA, nama Budi Hermawan tidak ada di alamat tersebut. "Pukul 14.30, JA bersama istrinya berinisial I datang menemui P. Saat itu juga kami tangkap keduanya dan kami geledah," ujar Benny.
Di dalam mobil milik JA, petugas menyita 97,5 gram sabu. Sementara, isi paket tersebut berupa 461,3 gram sabu, yang dikemas dalam plastik bening dan disembunyikan di dalam onderdil. "Jadi total barang bukti ada 558,8 gram," kata Benny.
Kini, para tersangka mendekam di tahanan BNN Pusat, Cawang, Jakarta Timur. Mereka dijerat Pasal 114 ayat (2), Pasal 112 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) juncto Pasal 127 huruf adan b Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman maksimal hukuman mati.
AFRILIA SURYANIS
Berita lainnya:
Wakil Menteri Pendidikan Wiendu Diduga Korupsi
3 Menteri Terbaik Ini Bukan dari Parpol
Anak Kuli Peraih UN Tertinggi Kebanjiran Hadiah
Pendukung Award untuk SBY Mengaku Dibayar US$ 100