TEMPO.CO, Semarang - Pakar komunikasi Universitas Diponegoro Semarang, Triono Lukmantoro mengatakan, kampanye yang telah dilakukan kandidat calon gubernur Jawa Tengah mampu mempengaruhi calon pemilih yang belum menentukan pilihan (swing voters) saat menggunakan hak politiknya pada Ahad, 26 Mei mendatang.
Meski demikian, Triono tak berani memastikan berapa prosentase golput yang akan terjadi. "Agaknya masih cukup tinggi".
Dari sekian model kampanye yang dilakukan kandidat, yang paling efektif menyentuh pemilih, menurut dia, adalah kampanye blusukan yang menjumpai masyarakat secara langsung di tingkat akar rumput. Sedangkan kelas menengah bisa dipengaruhi dengan pemberitaan media massa dan debat kandidat.
Pengamat politik Universitas Diponegoro, Fitriyah mengatakan, sebagian besar pemilih di Jawa Tengah tinggal di pedesaan. Mereka mudah dipengaruhi dengan kampanye langsung, diarahkan oleh tokoh setempat atau dengan politik uang. "Bagi pemilih di pedesaan, figur dan janji kampanye tak terlalu mempengaruhi," ujarnya.
Sementara kelas menengah yang melek informasi menjatuhkan pilihan dengan pertimbangan rasional. "Celakanya, kelas menengah juga banyak yang cuek dengan pemilihan gubernur."